Sidang Baasyir
Baasyir Keberatan pada Sistem Pemerintahan SBY
Abu Bakar Baasyir menyatakan tidak keberatan dengan kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Namun dirinya menegaskan keberatan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Abu Bakar Baasyir menyatakan tidak keberatan dengan kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Namun dirinya menegaskan keberatan dengan sistem yang dijalankan saat ini.
"Saya tak keberatan dengan SBY, tapi saya keberatan dengan sistemnya. Kalau SBY mau kembali ke Islam, silakan mengatur negaranya," kata Abu Bakar Baasyir di ruang tahanan khusus PN Jakarta Selatan, Jakarta, Kamis (24/3/2011).
Namun, Abu Bakar Baasyir mengungkapkan, bila SBY diganti, namun sistem yang berjalan sama seperti saat ini, Amir Jamaah Anshorut Tauhid (JAT) itu tetap menolaknya. "Terserah sampai kapan SBY mengatur negara. Saya tidak keberatan asal pakai hukum Islam.," ujarnya.
Baasyir menyatakan bahwa kudeta untuk merebut kekuasan tidak berguna selama sistem pemerintahan dan hukum tidak diganti. "Yang penting ganti sistem. Siapa yang memimpin silakan," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, stasiun televisi Aljazeera melakukan investigasi terhadap sejumlah aksi kerusuhan yang menyerang kelompok minoritas agama di Indonesia.
Pada kesempatan itu, Aljazeera juga sempat mewawancarai mantan KASAD, Jenderal (Purn) TNI Tyasno Sudarto, mengenai aksi tersebut.
Sesuai dengan keterangan dari Ketua Umum Gerakan Reformis Islam (GARIS) Haji Chep Hernawan yang mengatakan, seorang jenderal purnawirawan bintang tiga datang kepadanya untuk melakukan jihad atau melakukan kudeta dengan tujuan melemahkan pemerintah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang dianggap terlalu reformis.
Tidak hanya itu, keterlibatan para purnawirawan TNI juga terlihat dalam Dewan Revolusi Islam yang dibentuk oleh Sekjen FUI, M Al Khattath di dunia maya. Nama mantan KASAD, Jenderal (Purn) TNI Tyasno Sudarto juga tercantum.