Sidang Baasyir
Abu Tholut Terima Dana Rp 140 juta Beli Senjata Api
Abu Tholut yang menjadi saksi teleconference dalam sidang Abu Bakar Ba'asyir, mengaku dirinya menerima uang Rp 140 juta dari Ubaid dan Abdul Haris.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Abu Tholut yang menjadi saksi teleconference dalam sidang Abu Bakar Ba'asyir, mengaku dirinya menerima uang Rp 140 juta dari Ubaid dan Abdul Haris. Uang tersebut digunakan untuk melakukan persiapan pelatihan militer di Pengunungan Jalin Jantho, Aceh.
Abu Tholut menjelaskan secara rinci uang yang diterimanya digunakan untuk membeli peralatan guna pelatihan di Aceh. Uang senilai Rp 40 juta yang diberikan Ubaid lalu diberikan kepada Dulmatin sebesar Rp 20 juta.
Sedangkan Rp 10 juta diserahkan kepada Abdullah Sonata. "Rp 10 juta saya pegang," kata Abu Tholut ketika menjadi saksi teleconference di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Senin (21/3/2011).
Imron Baihaqi alias Abu Tholut lalu mengungkapkan Rp 20 juta yang diberikan ke Dulmatin digunakan untuk kepentingan transportasi dan akomodasi untuk pelatihan Aceh. Sedangkan Rp 10 juta kepada Abdullah Sonata untuk survei ke Aceh. Sisa dana Rp 10 juta yang dimiliki Abu Tholut lalu digunakannya untuk transportasi dan biaya hidup sehari-hari.
Abdul Haris yang memberikan dana Rp 100 juta sebenarnya digunakan untuk keperluan program pelatihan militer di Aceh. "Rencananya saya mau bawa ke sana tapi tak jadi. Kemudian ada tawaran dari Abdullah Sonata soal senjata dan saya tertarik, lalu saya beli itu," katanya.
Abu Tholut kemudian menggunakan dana itu untuk membeli satu pucuk senjata api jenis AR 15 dengan magazine dan pelurunya sekitar Rp 22 juta. Instruktur perakitan bom di Afganistan itu juga membeli satu pucuk pistol otomatis buatan Belgia senilai Rp15 juta dari Maulana.
"Rp10juta saya gunakan untuk membayar kontrakan di Tegal, untuk saya dan Kirno," imbuhnya.
Lalu dana Rp 20 juta untuk pembayara uang muka pembelian mobil Xenia yang kemudian disewakan agar ada perputaran uang. Sisa dari dana tersebut lalu digunakan Abu Tholut untuk keperluan dirinya di Bekasi.