Sidang Baasyir
Abu Thalut Akui Banyak Hal di Luar Dugaan
Abu Thalut mengakui banyak hal diluar dugaan dalam pelatihan militer di Aceh. Salah satunya tidak ada koordinasi dengan dirinya terkait pelatihan itu.

Oleh karenanya, Abu Thalut meminta Dulmatin untuk menkoordinir pelatihan tersebut. Pertemuan Abu Thalut dengan Dulmatin terjadi pada September 2009.
Abu Tholut kemudian menceritakan tentang pengalamannya mengikuti pelatihan militer di Afganistan pada tahun 1985. Saat itu Abu Tholut sedang berada di Malaysia untuk bertemu Abdullah Sungkar selama tiga hari.
"Ustad (Abdullah Sungkar) lalu menawarkan lanjut ke Afganistan untuk pelatihan militer selama 18 bulan," kata Abu Tholut saat memberikan kesaksian secara teleconference di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Senin (21/3/2011).
Pelatihan militer itu, kata Abu Tholut, diikuti sektar 50 orang yang berasal dari Indonesia. Disana mereka mempelajari pelajaran ilmu agama dan militer. Diantara pelajaran militer itu adalah membuat bom berjenis low eksplosive.
Setelah selesai pelatihan tersebut, Abu Thalut lalu menjadi pelatih di Afganistan. Lalu, dirinya pindah ke Philipina dengan jabatan yang sama sebagai pelatih bom selama delapan bulan.
Abu mengaku di Afganistan melatih Nasir Abbas, Abu Jibril dan Raufiq sedangkan di Filiphina mengajar Ubaid, Mustakim, Zulkifli dan Iwadah. Terkait dengan pelatihan militer di Aceh, Abu mengaku belum ditawarkan untuk menjadi pelatih.
"Saya diminta untuk bagaimana memilih lokasi yang tepat, karena saya pernah ikut pelatihan sebelumnya," imbuhnya.