Sabtu, 4 Oktober 2025

Teror Bom Buku

Pelaku Teror Bom Manfaatkan Pertikaian Antarelite

Eva Kusuma Sundari menduga, makin maraknya paket bom sengaja dilakukan memanfaatkan elite politik yang bertikai.

Penulis: Rachmat Hidayat
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-inlihat foto Pelaku Teror Bom Manfaatkan Pertikaian Antarelite
Dany Permana/Tribunnews.com
Kepala Bagian Penerangan Umum Kombes (Pol) Boy Rafli Amar, menunjukan skestas wajah yang diduga sebagai pengirim paket bom ke Kantor Berita 68H, Utan Kayu, di Kantor Humas Mabes Polri, Jakarta, Jumat (18/3/2011). KBR68H dalam minggu ini dikirimi paket bom sebanyak dua kali, dan mencederai seorang anggota Kepolisian.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aktivis HAM yang kini menjadi politisi PDI Perjuangan Eva Kusuma Sundari menduga, makin maraknya paket bom sengaja dilakukan oleh para pelaku yang sedang memanfaatkan elite politik yang bertikai. Para pelaku seakan ingin mendelegitimasi peran Polri saat ini.

"Tampaknya, polisi juga menjadi target karena sebenarnya, apa yang kita khawatirkan pertikaian antar elit menjd background. Proyek destabilisasi menjadi komoditisasi. Delegitimasi polisi ini tentu sesuatu yang merisaukan, karena yang punya ketrampilan dan pengetahuan untuk merakit bom hanya satuan elit," kata Eva kepada tribun, Jumat (18/03/2011).

Karena fenomenanya berkaitan dengan kinerja intelijen, katanya lagi, sepatutnya ada audit kinerja. Jika mungkin,  audit keuangan terhadap lembaga-lembaga intelijen.

"Kegagalan intelijen ini harus segera didiagnose karena masyarakat sudah resah. Kita tidak berharap lembaga intelegen diperalat unt kepentingan aktor-aktor  yang hobi menggunakan strategi destabilisasi untuk mencapai tujuan-tujuan yang dikehendaki," tegas Eva.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved