Pembatasan BBM Bersubsidi
Finalisasi Pembatasan BBM Ditunda
Rapat Kerja Komisi VII dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Darwin Zahedy Saleh, akhirya ditunda usai skors.
Dinamika pembahasan pembatasan BBM bersubsidi yang sempat memanas, akhirnya ditunda untuk satu hingga dua mingu kedepan.
Keputusan ditundanya Raker tersebut diambil pimpinan Raker Teuku Riefky Harsa. "Hasil kajian telah kita terima dan kita akan atur jadwal lagi dengan pak menteri," ungkap Teuku Riefky Harsa, dalam Raker, di Komisi 7 DPR-RI, Jakarta, Selasa (8/3/2011).
Dia juga mengatakan akan mempelajari hasil kajian tim independen. Langkah itu juga dianjurkannya dapat dilakukan oleh setiap anggota komisi VII.
Hal senada juga diamini oleh Menteri ESDM, bahwa dirinya yang juga baru saja menerima final hasil kajian tersebut akan mempelajarinya. "Kami sama-sama mempelajari dan kita akan bertemu lagi," ucap Darwin.
Dalam Raker ini sempat diwarnai interupsi dan pro kontra oleh anggota dewan. Pemicunya berawal dari keinginan Darwin agar kajian Bahan Bakar Minyak (BBM) langsung disampaikan oleh Anggito Abimanyu yang merupakan ketua tim pengkaji akademis dampak kebijakan pembatasan BBM.
Sontak permintaan Menteri tersebut menuai perdebatan oleh anggota komisi VII. Satu diantaranya, Wakil Ketua Komisi VII Effendy Simbolon yang dengan tegas meminta agar pemerintah saja yang memaparkannya.
"Rapat kerja kita kan sama pemerintah, ya sudah yang memaparkan pemerintahlah, bukan tim pengkaji si Anggito Abimanyu," tegas Ketua Fraksi PDI-Perjuangan ini.
Pandangan Effendi pun ditanggapi oleh anggota DPR dari Demokrat, Sutan Bhatoegana. Sutan inginkan hasil kajian tersebut dibeberkan langsung oleh Anggito Abimanyu.
"Apa salahnya kita memberikan tim pengkaji untuk memaparkan, agar tidak salah informasinya," sambut Sutan atas keterangan Effendi.
Pimpinan Komisi 7, Teuku Irwan, menyatakan pemicu pro kontra ada di tim independen (Anggito).
"Saya melihat pemicu ada tim independen. Kenapa kita belom bisa menerima dia kan memberikan informasi di lapangan. Hasil kajian ini bukan keputusan, hanya menerima informasi. Jadi dengerin aja gimana seh. Penting kita ambil jelek kita buang," jelasnya.