Kamis, 2 Oktober 2025

Jaksa Agung Baru

Pemburu Koruptor yang Pensiun Dini

Basrief Arief, pria kelahiran Tanjung Enim, Sumatera Selatan lahir 23 Januari 1947.

Penulis: Bian Harnansa
Editor: Prawira
zoom-inlihat foto Pemburu Koruptor yang Pensiun Dini
Tribunnews.com/Ade Masyanto
Jaksa Agung Basrief Arief
Laporan wartawan Tribunnews.com, Bian Harnansa

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Basrief Arief, pria kelahiran Tanjung Enim, Sumatera Selatan lahir  23 Januari 1947. Ia pernah dipercaya sebagai Ketua Tim Pemburu Koruptor merangkap kursi Wakil Jaksa Agung, sejak 2005 sampai pensiun pada 2007. Jabatan itu, membuat nama Basrief Arief meroket.

Tim Pemburu Koruptor yang dinakhodainya sukses membekukan sejumlah aset-aset koruptor kakap Tanah Air. Target Tim pimpinan Basrief Arief tidak tanggung-tanggung, yakni menangkap dan memulangkan aset terpidana yang kabur ke luar negeri, seperti Edy Tansil, Hendra Rahardja (BLBI Bank Harapan Sentosa), Bambang Soetrisno, dan Irawan Salim (Dirut Bank Global). Pada 2005, Tim ini berhasil menyita dan membekukan aset Edy Tansil, Hendra Rahardja, dan Irawan Salim.

Saat itu, ada enam terpidana dan 12 tersangka koruptor asal Indonesia yang menjadi target. Sjamsul Nursalim, Agus Anwar, Bambang Sutrisno, Andrian Kiki Iriawan, Sherni Konjogian, David Nusa Wijaya, Sudjiono Timan, Eko Adi Putranto, dan Maria Pauline Lumowa. Pada 5 September 2005, tim Basrief melobi pemerintah Swiss dan Hong Kong untuk membekukan aset koruptor. Hasilnya, dana Irawan Salim di bank Swiss sekitar Rp500 miliar dibekukan.

Bahkan, pemerintah Hongkong juga setuju memblokir rekening Hendra Rahardja senilai US$9,3 juta. Pemburu koruptor juga menyita aset-aset buron kakap Edy Tansil, bos Golden Key grup yang mengkorup dana negara Rp1,3 triliun. Aset yang disita saat itu antara lain luas tanah sekitar 8 hektare, yang tersebar di 12 sampai 17 lokasi. Tim pimpinan Basrief juga menangkap bekas Direktur Bank Sertivia David Nusa Wijaya yang merupakan terpidana kasus korupsi dana BLBI senilai Rp 1,3
triliun.

Basrief mengajukan pensiun dini empat tahun lalu dan meninggalkan institusi kejaksaan. Banyak yang menduga presiden memilih Basrief untuk menetralisir pro dan kontra pemilihan jaksa agung dari luar atau dari internal kejaksaan. basrief jadi pilihan tepat mengingat ia bekas orang kejaksaan dan dinilai punya prestasi.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved