Ny Ainun Habibie Wafat
Gugur Bunga Luluhkan Habibie di Depan Makam Sang Istri
Terik matahari menggantang di atas Taman

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Terik matahari menggantang di atas Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Timur, Selasa (25/5/2010) menjelang siang. Panasnya membuat kelimun pelayat dari mantan Ibu Negara ini harus berpeluh.Namun suasana khidmat tak terusik oleh buliran keringat dari warga yang tak kebagian tenda peneduh.
Di tengah suasana duka prosesi pemakaman kenegaraan, seorang tua, dengan balutan batik cokelat, bertahta peci hitam kepalanya, tak bisa menyembunyikan duka mendalam. Baharudin Jusuf Habibie terpukul. Romannya mukanya sendu, tak kuasa menahan tangis, tanpa isak.
Syair Gugur Bunga karya Ismail Marzuki yang membuat mantan orang nomor satu di tanah air ini limbung ditinggal belahan jiwa tercinta, almarhumah Hasri Ainun Besari Habibie. Matanya tak berkedip menatap tanah merah yang menutupinya. Habibie hanya dua depa langkah dari makam sang istri.
Habibie tak bisa menyembunyikan duka. Air matanya mengalir, tapi berusaha disekanya dengan tisu. Ia berusaha kuat, mengikuti syair Gugur Bunga sampai bait terakhir, meski harus dipapah beberapa anggota keluarga dan penjaga setianya.
Pada saatnya penyematan bunga terakhir, mantan Menristek Orde Baru ini seakan mengirim pesan untuk Ainun yang sudah beristirahat selamanya. Di atas makamnya, Habibie sempatkan memberikan perpisahan terakhir dengan mengusap pucuk nisan wanita yang telah menjadikan bapak dua anak dan kakek dari empat cucu ini.
Ketika pelayat tak lagi melakukan hormat, Habibie tegap mengangkat tangan kanannya di atas pelipis mata, menyusul lagu terakhir, tanda bahwa pemakaman kenegaraan akan selesai tak lama lagi. Tak kalah khusuknya saat Menteri Agama Suryadharma Ali membaca doa, agar almarhumah tenang diterima di sisinya.
Sebelumnya, lewat perwakilan keluarga, Habibie mengucapkan terimakasih mendalam kepada Pemerintah Indonesia khususnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang mengurus segala perawatan sampai almarhumah dikuburkan, bersama pahlawan lainnya.
"Bagi kami ini merupakan hal yang sangat berarti bagi kami maupun bagi almarhumah saat itu (perawatan). Almarhumah saat ini mengalami penyakit berat dan harus menjalani 12 kali operasi dalam waktu satu setengah bulan," ujar Fani Habibie, adik kandung Habibie dengan terbata-bata.
Dalam sambutannya, SBY mengatakan sosok Ainun merupakan pribadi yang lengkap sebagai perempuan. Karenanya Ainun pantas mendapat dua bintang jasa Adi Pradana dan Adi Putra. "Kita kelihalangan salah satu tokoh wanita indonesia yang baik, ibu negara, dan isteri dari sebuah keluarga panutan," ujar SBY.
Sebagai ibu negara, Ainun menjadi saksi hidup dalam tonggak sejarah perjalan bangsa Indonesia di mana ia mendampingi Habibie dalam masa kritis: krisis ekonomi dan tuntutan reformasi. "Selamat jalan ibu negara yang penuh kasih semoga mendapat tempat layak di sisi Allah," tutupnya.