Penggerebekan Teroris
Saptono tak Sempat Menguburkan Ibunya
Saptono alias Tono dipastikan Mabes Polri menjadi salah satu teroris yang tewas dalam operasi penindak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saptono alias Tono dipastikan Mabes Polri menjadi salah satu teroris yang tewas dalam operasi penindakan Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror di Cikampek. Tono diketahui sebagai adik Jaja alias Pura Sudarmo. Raden Mas Yusuf dan almarhumah Hj Nurul Aini memang selalu mengidentifikasikan identitas anak-anak mereka dengan nama yang berujung huruf vokal "O".
Saptono, yang dua tahun lebih muda dari Jaja diketahui sudah beristri. Dikatakan Sanusi, Sekretaris Desa Sajira, Saptono diketahui pergi meninggalkan kampung halamannya sekitar tahun 2000-an. Bambang Sencuki, Ketua RT 02/03, Kampung Sajira Barat, Desa Sajira, Lebak, Banten mengatakan, Saptono pergi meninggalkan Desa Sajira pada tahun 2003.
Seperti Jaja, Sanusi dan Bambang mengaku tidak tahu tempat tujuan kepergian Tono, sapaan akrab Saptono. "Tono perginya setelah Jaja cukup lama meninggalkan kampung. Kalau sekarang yang tinggal di Desa (Sajira) hanya Awal dan Leni," ungkap Sanusi saat Tribunnews.com mengunjungi desa itu di awal pemberitaan wafatnya Jaja, (17/3/2010) lalu.
Yang diketahuinya, karena kepergiannya itu Saptono tidak sempat melihat kepergian sang Ibu sekitar dua tahun lalu ke hadapan sang pencipta. Saptono tak ikut menguburkan Ibunya ke liang peristirahatan terakhir. "Cuma dia (Jaja) dan adiknya yang dibawah dia, Saptono yang nggak ada di sana waktu itu," ungkap Sanusi. Saat sang ayah lebih dahulu meninggalkan mereka pada sekitar tahun 1990-an, Jaja dan Saptono masih berada di Desa Sajira.
Tidak seperti Jaja, yang sudah tidak terdaftar sebagai warga Desa Sajira sejak 2001 karena kepergiannya dari kampung halaman pada sekitar tahun 1992, Saptono masih terdaftar sebagai warga Desa setempat.
"Saptono masih terdaftar sebagai warga sini (Desa Sajira). Kalau Jaja sudah lama tidak. Istri Saptono kan baru di sini. Tapi setahun yang lalu dia pulang ke kampung halaman," ujar Sanusi lagi.(*)