Selasa, 7 Oktober 2025

Tragedi Priok Berdarah

Besok, Pelindo Bahas Schedule Penataan Komplek Makam Mbah Priok

Kep

Editor: Anwar Sadat Guna
zoom-inlihat foto Besok, Pelindo Bahas Schedule Penataan Komplek Makam Mbah Priok
Andri Malau
Inilah pintu gerbang saat memasuki kawasan makam Habib Hasan bin Muhammad Al Hadad atau lebih dikenal Mbah Priok, di Koja, Jakarta Utara.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Kepala PT Pelindo II, RJ Lino menyatakan komitmennya akan  melaksanakan apa-apa yang menjadi kesepakatan bersama dalam pertemuan yang digelar antara ahli waris Mbah Priok, Komnas HAM, PT Pelindo II, dan Pemerintah DKI Jakarta di Balaikota, Kamis (15/4/2010).

"Apa yang menjadi komitmen yang saya utarakan tadi (di Balaikota) akan saya laksanakan. Seperti yang saya katakan, pendopo akan kita bikin bagus, jalan menuju ke sana (kompleks makam) juga akan kita benahi," ujar RJ Lino tak lama setelah  pertemuan di Balaikota berakhir.   

Sebelumnya, PT Pelindo II menyatakan kesiapannya membangun terowongan sebagai jalur bawah tanah (underground channel) untuk para peziarah yang ingin berkunjung ke makam Mbah Priok. Rencana pembangunan tersebut akan dibangun mulai tahun ini.

Rencana pembangunan terowongan tersebut akan dimulai dari Jalan Jampea, Kelurahan Koja Selatan, Jakarta Utara. "Dimulai dari Jalan Jampea, mobil peziarah parkir di situ. Lalu, nantinya pengunjung bisa berjalan kaki dan masuk ke dalam terowongan bawah tanah," imbuhnya.

Besok, ungkap RJ Lino, pihaknya mulai membahas schedulenya. "Intinya, dari apa yang saya katakan akan saya laksanakan. Bila kita mulai dengan niat baik, saya optimis hal ini dapat kita selesaikan."

Terkait penjelasan tersebut, kuasa hukum ahli waris Mbah Priok,  Yan Djuanda, menyambut baik keinginan pihak PT Pelindo II tersebut. "Sebagai permulaan pada niat, tentu itu kita anggap positif.  Entry pointnya adalah pada musyawarah. Jalur lain di luar musyawarah, itu tidak ada. Masalah yang muncul harus diselesaikan dengan musyawarah," ujarnya.

Baik PT Pelindo II maupun ahli waris sama-sama ingin menyesaikan masalah tersebut dengan niat baik.  Yan menambahkan, konstruksi yang diambil pada mediasi yang berlangsung di Balaikota tadi harus dipegang dengan baik, jangan sampai melenceng lagi.

Sebelumnya, Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Pemprov DKI Jakarta, Cucu Ahmad Kurnia, saat jumpa pers di Balaikota mengatakan, sengketa lahan ini sudah berlangsung bertahun-tahun. Ahli waris Mbah Priok mengklaim kepemilikan lahan di lokasi tersebut sekitar 5,4 hektar.

Bukti kepemilikan ini didasarkan pada Eigendom Verponding No 4341 dan No 1780. Namun, belakangan, Pengadilan Negeri Jakarta Utara, pada 5 Juni 2002, telah memutuskan bahwa lahan tersebut secara sah milik PT Pelindo II, sesuai dengan hak pengelolaan lahan (HPL) No 01/Koja seluas 1.452.270 meter persegi.

Menurut Surat Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman Provinsi DKI Jakarta tertanggal 10 Februari 2009 No 80/-1.711.11, makam Mbah Priok juga telah dipindahkan ke TPU Semper pada 21 Agustus 1997. "Sebagian jasad dibawa ke luar kota sesuai dengan permintaan ahli waris," kata Cucu.

Hingga malam ini, suasana di sepanjang jalan menuju komplek makam Mbah Priok ramai oleh aktivitas warga, terutama mereka yang mempreteli dan menjarah puing kendaraan yang sehari sebelumnya ludes dibakar massa.

Namun animo warga yang berkunjung ke komplek makam Mbah Priok cukup tinggi. Tidak hanya dari wilayah Jakarta, tetapi juga dari Bogor. Ditemui usai berkunjung di makam Mbah Priok, H Marfuddin mengaku menyayangkan sikap Satpol PP yang berupaya membongkar komplek makam tersebut.

"Sejarah Islam kok mau dibongkar, apa nggak keliru?Komplek tersebut adalah sejarah bagi umat Islam, sehingga pemerintah harusnya menjaga dan memelihara agar tetap terjaga," tutur Marfuddin. Pria yang datang dari Cisarua, Bogor, ini prihatin atas kondisi yang terjadi pascabentrokan massa dengan Satpol PP.   

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved