Anggota Pansus Perpakiran Fraksi PSI Temukan Potensi Kebocoran PAD Jakarta dari Sektor Parkir
Tidak hanya di Pasar Cipete, Legislator DPRD DKI Jakarta itu juga menemukan permasalahan ketika berkunjung ke Pasar Santa di Jakarta Selatan.
Penulis:
Reza Deni
Editor:
Muhammad Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Pansus Perparkiran dari Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Francine Widjojo, menjelaskan hasil sidaknya di sejumlah pasar soal penerapan gate-system dalam lahan parkir di pasar-pasar yang dinaungi Perumda Pasar Jaya.
Francine mengaku diberikan karcis dan diminta bayar tunai ketika parkir di Pasar Cipete saat melakukan inspeksi mendadak alias sidak. Padahal, lahan parkir di tempat itu sudah memiliki gate-system.
Baca juga: Lokasi dan Tarif Parkir PRJ Jakarta Fair 2025 di JIExpo Kemayoran, Simak Akses Loket Masuknya
“Di Pasar Cipete itu ada gatenya, tetapi ketika saya masuk, palangnya terbuka, dan saya diberi karcis tulisan tangan,” ujarnya sambil menunjukkan karcis parkir yang diterimanya sebagai bukti, dalam keterangan yang diterima, Sabtu (13/9/2025).
Bahkan, Francine menerangkan bahwa ia mendapati tagihan parkirnya selisih 1 jam lebih ketika ingin membayar.
Dalam rapat yang juga dihadiri oleh Dirut Perumda Pasar Jaya, Agus Himawan, Francine mempertanyakan bagaimana Pasar Jaya mengawasi lahan-lahan parkirannya.
“Ketika saya bayar, harus saya pastikan dulu berapa lama saya parkir. Selisih 1 jam, untung saya cek dulu. Harusnya semua pasar di bawah pengelolaan Pasar Jaya pembayaran parkirnya cashless untuk mengurangi potensi kebocoran dan meningkatkan PAD Jakarta," lanjutnya.
PAD atau Pendapatan Asli Daerah adalah penerimaan yang diperoleh pemerintah daerah dari sumber-sumber yang berasal dari potensi daerah itu sendiri, bukan dari pemerintah pusat
Tidak hanya di Pasar Cipete, Legislator DPRD DKI Jakarta itu juga menemukan permasalahan ketika berkunjung ke Pasar Santa di Jakarta Selatan.
Ketika parkir di Pasar Santa, Francine menemukan bagian tap kartu pembayaran non tunai tidak berfungsi dan mesin parkirnya ditempel stiker "Cash only. Tidak terima e-money".
Stiker yang sama juga ditempel di gardu pembayaran parkir pada pintu keluar Pasar Santa.
Baca juga: Ini Alasan Kenapa Tarif Parkir Valet Lebih Mahal dari Parkir Biasa
“Saat bayar parkir di Pasar Santa, antriannya cukup panjang, dan saya menolak bayar tunai. Lalu diberikan barcode QRIS untuk proses bayar dan ini makan waktu lebih lama dibanding tap kartu pembayaran non tunai," papar legislator dari Daerah Pemilihan (Dapil) 7 DKI Jakarta itu.
Dalam rapat pansus perparkiran, Francine meminta Pasar Jaya menerapkan gate system dan pembayaran non tunai di seluruh lahan parkirnya untuk mengoptimalkan pendapatan dari parkir, serta meminta Pasar Jaya untuk memiliki izin perparkiran sebagai bentuk kepatuhan pada peraturan yang berlaku.
"Pasar Jaya memiliki lebih dari 100 pasar yang memiliki lahan parkir, namun semuanya tidak memiliki izin perparkiran. Infonya baru 28 objek parkir yang sedang dalam proses diurus perizinannya, lainnya belum ada," tandas Francine.
Prakiraan Cuaca DKI Jakarta Minggu, 14 September 2025: Berawan Tebal hingga Hujan |
![]() |
---|
UU Tipikor Dinilai Usang, KPK Desak Pembaruan Guna Hadapi Korupsi Modern |
![]() |
---|
Tiga Pelajar Jadi Korban Komplotan Begal Bersenjata Tajam di Pasar Minggu, Motor Korban Raib |
![]() |
---|
Ada 10 Korban Jiwa Akibat Demo Ricuh, Tim Independen LNHAM Pastikan Suara Korban Tak Terabaikan |
![]() |
---|
Hotman Paris Klaim Kasus Nadiem Makarim Sama Seperti Tom Lembong, Ari Yusuf: Berbeda |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.