10 Tahun Misteri Kematian Mahasiswa UI Akseyna di Danau Kenanga Tak Terungkap, Kini Diusut Lagi
Sepuluh tahun berlalu, kasus kematian Akseyna masih tetap jadi misteri karena penyebab kematiannya tidak pernah terungkap.
Editor:
Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polisi masih terus mengusut kasus kematian Akseyna, mahasiswa Universitas Indonesia (UI).
Sepuluh tahun berlalu, kasus ini masih tetap jadi misteri karena penyebab kematiannya tidak pernah terungkap.
Akseyna Ahad Dori nama lengkapnya, ditemukan dalam kondisi tak bernyawa di Danau Kenanga Kampus UI pada Kamis 26 Maret 2015 sekitar pukul 09.00 WIB.
Jasadnya ditemukan sudah mengambang di Danau Kenanga oleh seorang mahasiswa UI bernama Roni.
Pada saat jasad Akseyna ditemukan, ada batu di dalam ransel korban.
Itulah yang mengundang tanda tanya besar di balik kematian Akseyna.
Baca juga: Polisi Pastikan Tak Akan Tutup Penyelidikan Kasus Kematian Akseyna
Masih terus diusut polisi
Meski sudah 10 tahun berlalu, polisi ternyata masih terus mengusut kasus ini.
Kakak Akseyna bernama Arfilla Ahad Dori sempat menjalani pemeriksaan forensik oleh Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia (Apsifor) pada 16 November 2024.

Bukan cuma Arfilla, sang ayah Marsekal Pertama (Purn) Mardoto juga menjalani pemeriksaan oleh Apsifor.
Pemeriksaan ini dilakukan tepat tiga minggu setelah terbitnya Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan (SP2HP) pada 25 Oktober 2024.
“Setelah SP2HP kemarin, saya dan ayah diwawancara untuk pemeriksaan forensik dari Apsifor,” kata Arfilla, Senin (24/3/2025).
Arfilla dan sang ayah diperiksa oleh Apsifor dalam kurun waktu berbeda.
Pemeriksaan pertama kepada Arfilla berlangsung pada 16 November 2024.
Sedangkan ayah Akseyna atau Mardoto pada 23 November 2024.
Arfilla menceritakan bahwa wawancara dilakukan oleh dua orang psikolog dengan pertanyaan seputar kondisi psikologis dirinya ketika mendengar kabar duka mengenai adiknya.
Namun, pihak Apsifor tetap bungkam dan mengaku tidak mengetahui perkembangan kasus kematian yang masih menjadi misteri sejak 2015.
“Dari Apsifor, saya tanya tidak tahu ke depannya akan gimana karena katanya mereka tupoksinya hanya mengumpulkan data dan hasil untuk diserahkan ke polisi,” terang Arfilla.
“Saya sudah tanya, katanya 'kewajiban kami lapor ke Polres sebagai klien kami', gitu” sambungnya.

Selain itu, ayah dari Akseyna Ahad Dori, Marsekal Pertama (Purn) Mardoto, diperiksa ulang sambil pencocokan dengan berita acara pemeriksaan (BAP) terkait kematian anaknya yang terjadi pada 2015 silam.
Hal ini disampaikan oleh kakak kandung Akseyna, Arfilla Ahad Dori yang juga ikut diwawancara oleh psikolog dari Asosiasi Psikolog Forensik Indonesia (Apsifor).
“Ayah juga sepertinya kurang lebih sama, ditambah ada konfirmasi dan pencocokan dengan BAP. Kalau saya kan tidak di-BAP, tapi tim Apsifor katanya merasa perlu wawancara saya, jadi diwawancara,” ucap Arfilla
Selain mencocokkan keterangan dengan BAP, Mardoto juga kembali diperiksa dengan sejumlah pertanyaan seputar Akseyna. Pemeriksaan dilakukan secara bergilir.
Pemeriksaan pertama dilakukan kepada Arfilla pada 16 November 2024, kemudian kepada Mardoto pada 23 November 2024.
Namun, pihak Apsifor mengaku tidak dapat memberikan informasi mengenai hasil pemeriksaan terkait perkembangan kasus kematian Akseyna sejak 2015.
“Dari Apsifor, saya tanya tidak tahu ke depannya akan gimana karena katanya mereka tupoksinya hanya mengumpulkan data dan hasil untuk diserahkan ke polisi,” terang Arfilla.
Minta Polisi Terbuka
Tak hanya itu Arfilla Ahad Dori, meminta polisi menggelar penyelidikan kasus kematian adiknya secara terbuka.
Hal ini diperlukan agar publik ikut mengawasi kasus kematian Akseyna yang sudah bergulir sejak 2015.
“Audiensi tiga pihak di depan publik kalau perlu, supaya publik juga bisa menilai dan mungkin ikut kasih masukan,” kata Arfilla.
Keluarga mengaku bingung mengapa kasus kematian Akseyna tak kunjung terungkap meski sudah berjalan selama 10 tahun.
Apalagi, tempat kejadian perkara (TKP) yang diselidiki polisi juga tidak banyak, hanya sekitar kampus dan kost Akseyna.
“Polisi yang menjabat sudah sekian banyak ganti-ganti. TKP juga situ-situ aja, di area yang sama. Di universitasnya sendiri banyak ahli forensik dan kriminolog,” terang Arfilla.
“Enggak ada satupun yang bisa selesaikan kah? Saya kan jadi bertanya-tanya, bener enggak bisa atau enggak mau?” tambah dia.
Penyebab Kematian
Akseyna Ahad Dori merupakan mahasiswa Biologi UI ditemukan tewas mengambang 10 tahun lalu di Danau Kenanga, Kampus UI.
Kasus kematiannya sempat diduga sebagai kasus bunuh diri sebab barang bukti berupa surat tulisan tangan disebutkan sebagai tulisan korban.
Akan tetapi, beberapa temuan seperti hasil visum lebam pada tubuh korban, analisis tulisan tangan pada surat yang menunjukkan itu ditulis dua orang, mengarahkan bahwa kasus itu adalah kasus pembunuhan.
Perkembangan terbaru menurut SP2HP ketiga atau pada Jumat (25/10/2024), polisi telah melakukan pemeriksaan terhadap tiga saksi.
Namun, para saksi yang dipanggil juga tidak terjamin apakah saksi baru atau lama.
“Kami enggak tahu ini saksi baru atau saksi lama yang dipanggil kembali. Kami enggak pernah dapat info dari polisi terkait nama-nama saksi yang sudah diperiksa siapa saja,” ungkap Arfilla.
Oleh sebab itu, Arfilla juga tidak dapat menjamin apakah pemanggilan saksi ini menjadi langkah baru atau pemeriksaan ulang
Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul UPDATE Mahasiswa UI Akseyna Tewas, Kakak-Ayah Jalani Pemeriksaan Forensik, Misteri 10 Tahun Terkuak?
Sosok Cho Yong Gi, Mahasiswa UI Ditangkap saat Bantu Korban May Day, Mengapa Jadi Tersangka? |
![]() |
---|
Mahasiswa UI Sebut DPR Langgar Aturan Sendiri dalam Revisi UU TNI |
![]() |
---|
Mahasiswa UI Gugat UU TNI ke MK, Nilai Pemerintah Telah Kelewat Batas Permainkan Rakyat |
![]() |
---|
9 Tahun Tak Terungkap, Misteri Kematian Akseyna Mahasiswa UI Kembali Diusut Polisi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.