Banjir di Jakarta
Jakarta Banjir, Gas Elpiji 3 Kg Menghilang, Warga Bingung Masak Pakai Apa
Sejak tadi malam, Selasa (28/1/2025), sejumlah wilayah di Jakarta dilanda banjir. Gas elpiji 3 kg juga menghilang sejak pekan lalu.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejak tadi malam, Selasa (28/1/2025), sejumlah wilayah di Jakarta dilanda banjir.
Banjir terjadi akibat hujan deras di Jakarta dan daerah sekitarnya.
Hingga siang ini, Kamis (29/1/2025), titik banjir di beberapa lokasi mulai surut airnya.
Baca juga: Banjir di Kampung Melayu Jakarta Timur Surut, Warga Kembali Beraktivitas Normal
Masalah baru gas elpiji 3 kg menghilang
Sebenarnya kelangkaan gas elpiji subsidi 3 kg atau gas melon di sejumlah wilayah Jakarta telah berlangsung selama beberapa minggu terakhir.
Namun mulai sangat dirasakan warga seperti menghilang dalam beberapa hari ini.
Salah satu warga Sawah Besar, Jakarta Pusat, bernama Laila (38) mengaku sudah berupaya mencari gas elpiji tiga kilogram ke sejumlah agen, tetapi tidak membuahkan hasil.
"Sudah sekitar satu atau dua minggu ini gas langka. Sudah kemana-mana saya cari. Makanya saya juga bingung ini mau cari kemana lagi," ujar Laila di Jalan C, Nomor 9 Karang Anyar, Jakarta Pusat, Selasa (28/1/2025) dikutip dari Kompas.com.
Kelangkaan gas elpiji tiga kilogram juga diperparah dengan antrean panjang di sejumlah agen yang menjatahi pembelian gas.
Selain itu, kata Laila, harga gas elpiji subsidi tiga kilogram di tingkat pengecer mulai melonjak.
"Biasanya beli di warung Rp 22.000, tapi sekarang bisa lebih dari harga itu. Kalau enggak buru-buru, susah dapatnya," kata dia.
Mau Masak Pakai Apa?
Kelangkaan yang telah berlangsung selama satu minggu, membuat salah satu warga, Ningrum (42), kesulitan dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga untuk memasak.
"Iya nih sudah mulai langka. Ini sih enggak saya pakai buat dagang, cuma buat masak. Tapi karena enggak ada gas jadi enggak bisa masak," ujar Ningrum saat ditemui di Jalan C, Nomor 9 Karang Anyar, Jakarta Pusat, Selasa (28/1/2025).
Ningrum yang datang dengan membawa satu tabung gas Elpiji bersubsidi tiga kilogram menggunakan sepeda listrik mengatakan, perburuan gas tersebut sangat sulit.
Dia bahkan harus pulang dengan tangan kosong setelah mencari di empat tempat yang berbeda.
"Empat tempat, warung dua. Terus agen di pasar inpres juga kosong, terus di agen sini juga kosong. Ya sudahlah, besok lagi saja," tambahnya.
Ningrum menjelaskan, ini adalah pertama kalinya ia mendatangi agen gas yang ada di Karang Anyar. Sebelumnya, ia biasa membeli gas dari pedagang gas keliling.
Namun, akibat kelangkaan gas Elpiji bersubsidi, ia terpaksa mencari di agen yang terletak di kelurahan yang berbeda.
"Baru ini saya ke agen ini, biasanya beli di pedagang gas keliling," kata dia.
Warga Kecewa
Nasib serupa juga dialami oleh warga lainnya, Laila (38), yang datang dengan membawa tiga tabung gas.
Ia terpaksa pulang karena gas yang dicari telah habis. Laila mengaku kelangkaan gas ini sudah berlangsung selama satu hingga dua minggu terakhir.
"Saya juga tadi mau beli kolak, tapi dia enggak dagang beberapa hari. Cari gasnya susah," jelas Laila.
Di sisi lain, David (56), pemilik agen gas, membenarkan adanya kelangkaan gas Elpiji bersubsidi tiga kilogram di Jakarta.
Ia menyebutkan, dalam satu minggu terakhir, pasokan gas yang biasanya datang sebanyak tiga truk berkurang menjadi dua truk.
"Biasanya per hari tiga truk yang datang, tapi ini yang datang cuma dua truk karena lagi langka," kata David.
David juga mengaku tidak mengetahui penyebab pasti dari kelangkaan ini.
Sebagai langkah antisipasi, mereka meminta pelanggan untuk menunjukkan KTP setiap kali membeli gas.
"Kami jatahin pemakaiannya hanya satu, sesuai dari anjuran Pertaminanya. Satu fotokopi KTP, satu gas," jelasnya.
Penjelasan Agen Gas Elpiji
Sementara itu, David, pemilik agen gas di Jakarta Pusat, membenarkan bahwa pasokan gas dari Pertamina terbatas sehingga tidak mencukupi kebutuhan warga.
"Biasanya kami dapat tiga truk per hari, sekarang hanya dua truk. Itu pun langsung habis karena antrean panjang," jelasnya.
David mengaku tidak mengetahui penyebab kelangkaan gas elpiji bersubsidi tiga kilogram ini.
Namun, untuk mengantisipasinya, mereka meminta para pelanggannya untuk menunjukkan KTP setiap pembelian gas.
"Kami jatahin pemakaiannya hanya satu, sesuai dari anjuran Pertaminanya. Satu fotokopi KTP, satu gas," jelas dia.
Anggota DPRD Jakarta Geram
Anggota DPRD Jakarta Brando Susanto mempertanyakan peran Pemerintah Provinsi Jakarta terkait kuota elpiji 3 kilogram bersubsidi yang dibutuhkan rakyat miskin.
"Banyak laporan warga masuk ke saya. Di beberapa wilayah Jakarta, warga sulit mendapatkan elpiji 3 kg bersubsidi. Ini tentu sangat memprihatinkan, padahal kuota pemerintah cukup dan tidak ada alasan kelangkaan," tegas Brando, Senin malam (27/1/2025)
"Ini perlu dievaluasi, karena yang tahu dan punya data wilayah adalah Pemprov bukan Pertamina ataupun penyalurnya," ujarnya.
Di sisi lain, lanjutnya, masyarakat miskin yang bergantung pada energi elpiji 3 kg bersubsidi bagi konsumsi rumah tangga mereka tentu sangat bergantung pada ketersediaan elpiji 3 kg di warung-warung.
"Ini hal yang sangat urgen dan mendesak karena menyasar pada kebutuhan rumah tangga, sehingga Pemprov Jakarta secepatnya merespons hal ini. Urusan perut rakyat kecil jangan disepelekan, karena mereka sudah sulit mencari nafkah berbasis harian, bukan bulanan," ujarnya.
Sumber: Kompas.com/Tribunnews.com
Banjir di Jakarta
Perjuangan Seorang Ibu di Kebon Pala Jaktim: Terjang Banjir Subuh-subuh Demi Jualan Kue |
---|
Tinjau Banjir di Ciledug, Gubernur Banten Andra Soni Pakai Sandal Crocs Seharga Nyaris Sejuta |
---|
Momen Gubernur DKI Pramono Anung Minta Maaf ke Warga Jakarta Terdampak Banjir |
---|
Hanya Kuda dan Motor Listrik yang Berani Terjang Banjir Ciledug Jalan Penghubung Tangerang-Jakarta |
---|
Terdampak Banjir, Warga Jati Padang Jaksel Dirikan Dapur Mandiri, Tak Dapat Bantuan Pemerintah? |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.