BBM Bersubsidi
Wagub Riza Minta PA 212 Hati-hati Gelar Demo Tolak Kenaikan Harga BBM, Jangan Sampai Ditunggangi
Wagub meminta kepada PA 212 agar berhati-hati saat menggelar aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM, jangan sampai ditunggangi.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria meminta kepada PA 212 agar berhati-hati saat menggelar aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM.
Sebab bisa saja akan ada pihak yang menunggangi aksi menolak kenaikan harga BBM tersebut.
"Semua boleh saja menyampaikan aspirasinya, termasuk demo. Cuma di era sekarang sampaikan melalui jalur konstitusi yang ada, ke DPRD, ke DPR RI. Jangan sampai ada anarkis, jangan sampai ditunggangi, diboncengi," kata Ahmad Riza Patria menanggapi rencana demo yang akan digelar Senin (12/9/2022) hari ini.
Riza menjelaskan semestinya aksi unjuk rasa tidak harus dilakukan di jalanan dengan mengundang banyak massa.
Baca juga: Respons Istana Sikapi PA 212 dan FPI Bakal Demo Tolak Kenaikan Harga BBM Besok: Semoga Kondusif
Di era digital seperti sekarang ini lebih baik lakukan melalui media sosial.
"Di era digital nggak mesti banyak-banyakan orang, silakan sampaikan melalui medsos," ujarnya.
Seperti diketahui unjuk rasa menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), Senin(12/9/2022) hari ini dilakukan oleh Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF-Ulama), Persaudaraan Alumni 212, dan Front Persaudaraan Islam (FPI).
Unjuk rasa bertajuk aksi Bela Rakyat tersebut akan digelar di depan Istana Negara.
Menanggapi hal tersebut Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono berharap kegiatan tersebut berjalan kondusif.
"Ya nanti kami koordinasikan. Semoga berjalan dengan baik dan kondusif untuk menyampaikan aspirasinya," kata Heru saat dihubungi Tribun, Minggu (11/9/2022).
Sekretaris Majelis Syuro PA 212 Slamet Maarif membenarkan akan adanya rencana aksi tersebut.
Saat dikonfirmasi via pesan singkat whatsapp Slamet mengirimkan selembar poster yang bertuliskan seruan 'Aksi 1209 AKBAR Aksi Bela Rakyat'.
Slamet menyatakan aksi penolakan kenaikan harga BBM itu rencananya akan diikuti oleh ribuan peserta.
"Ribuan orang," kata Slamet saat dikonfirmasi Tribun.
Baca juga: Pengamat Nilai Kenaikan Harga BBM Bisa Jadi Momentum Kembangkan Energi Alternatif
Dalam poster yang dikirim tersebut, agenda aksi itu rencananya akan digelar sekitar pukul 13.00 WIB.
Tercantum beberapa ormas Islam yang akan hadir dalam aksi tersebut yakni Front Persaudaraan Islam (FPI); GNPF Ulama, PA 212 serta beberapa ormas Islam lainnya.
Secara terpisah, tim advokat bela ulama sekaligus Kuasa Hukum Muhammad Rizieq Shihab, Aziz Yanuar juga mengkonfirmasi adanya aksi tersebut.
"Insya Allah (aksi akan digelar besok)," kata Aziz singkat.
Hanya saja Aziz tidak membeberkan secara detail mengenai mekanisme aksi yang akan digelar hari ini.
Dalam poster yang beredar disampaikan oleh Slamet itu, Koordinator Lapangan yang akan memimpin aksi yang Ustaz Very Koestanto.
Di poster itu juga turut disampaikan tiga tuntutan yang akan disampaikan dalam aksi tersebut yakni, turunkan harga BBM; turunkan harga-harga; tegakkan supremasi hukum.
Aksi Demo Buruh Sepanjang September
Sementara itu kalangan buruh akan melakukan unjuk rasa secara bergantian di setiap daerah di seluruh Indonesia selama bulan September untuk menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) yang juga Presiden Partai Buruh Said Iqbal mengatakan aksi ini akan dilakukan setiap hari kecuali Jumat, Sabtu, dan Minggu.
"Kami mengusung tiga isu. Tolak kenaikan harga BBM, tolak omnibus law, dan naikkan upah minimum 2023 sebesar 10 persen-13 persen," ujar Said Iqbal pada konferensi pers virtual, Jumat (9/9/2022).
Strategi yang akan dipakai Partai Buruh dengan melakukan aksi di daerah menyasar kantor Gubernur, Bupati/Wali Kota, atau DPRD.
Said Iqbal mengatakan hasil yang diharapkan dalam aksi daerah ini adalah meminta Gubernur atau Bupati/Wali Kota membuat surat rekomendasi penolakan kenaikan BBM kepada Presiden dan Pimpinan DPR RI dan mendesak DPR membuat pansus BBM.
Said Iqbal mengatakan tanggal 8 September, aksi sudah dilakukan di Sumatera Selatan oleh Partai Buruh dan elemen serikat buruh.
Baca juga: Tarif BBM Naik Berdampak Hingga Kalangan PetanI
Tanggal 12 September, aksi akan dilakukan di Balai Kota Jakarta.
Secara bersamaan, elemen buruh KSPSI AGN Andi Gani direncanakan akan melakukan aksi ribuan buruh di depan DPR RI.
Pada 13 September, aksi akan dilakukan di Kantor Gubernur Banten yang diikuti gabungan buruh, petani, nelayan, dan miskin kota.
Tanggal 14 September, akan dilakukan aksi masing-masing kabupaten/kota se-Pulau Jawa.
Pada 15 September, buruh di 27 kabupaten/kota di Jawa Barat akan melakukan aksi secara serempak.
"Bogor, Depok, Bekasi, Karawang, Surakarta, Subang, Cianjur, Ciamis, Pangandaran, Cirebon, Indramayu, dan sebagainya yang berjumlah 27 kabupaten/kota serempak se-Jawa Barat. Bisa dipastikan puluhan ribu totalnya," kata Said Iqbal.
Pada tanggal 19 September, selanjutnya buruh se-Kepulauan Riau dan Riau daratan yang akan melakukan aksi menolak kenaikan harga BBM.
Pada 20 September, buruh se-Jawa Timur dan Sumatera yang selanjutnya akan melakukan aksi, dimana aksi ini di luar aksi buruh di Riau dan Kepulauan Riau sebelumnya.
Selanjutnya pada tanggal 22 September, aksi buruh dilakukan se-wilayah Kalimantan, Sulawesi, dan Indonesia Timur.

Terakhir pada tanggal 26 September, buruh se-Jawa Barat akan menggelar aksi di Gedung Sate.
Totalnya bisa mencapai 30 ribu buruh.
"Itu jadwal aksi bulan September. Kalau tidak didengar, bulan Oktober aksi akan perkuas lagi," tegas Said Iqbal.
Said Iqbal mengatakan puncaknya, akhir November buruh akan mempersiapkan pemogokan Nasional dengan cara stop produksi keluar dari pabrik.
"Mogok nasional akan diikuti 5 juta buruh di 15 ribu pabrik. Melibatkan 34 provinsi dan 440 kabupaten/kota," ujarnya. (Tribun Network/fik/wly)