Cerita Siswi SMP Negeri di Jakarta Merasa Tertekan dan Disudutkan Gurunya untuk Pakai Jilbab
Siswi SMP berinisial R (13) itu merasa tertekan akibat diminta guru di sekolahnya untuk memakai jilbab dan merasa disudutkan.
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seorang siswi SMP di Jakarta Selatan menceritakan pengalaman kurang menyenangkan di sekolahnya.
Siswi SMP berinisial R (13) itu merasa tertekan akibat diminta guru di sekolahnya untuk memakai jilbab.
Malah dalam pengakuannya dia merasa disudutkan ketika diumumkan di depan anak-anak yang lain.
Pihak sekolah akan mengevaluasi kasus tersebut.
Kasus tersebut terjadi di sebuah SMP Negeri kawasan Pejaten Timur, Jakarta Selatan bulan Juli silam.
Siswi berinisial R (13), mengaku ditegur oleh gurunya lantaran tidak memakai jilbab.
Baca juga: Dugaan Pemaksaan Penggunaan Jilbab di SMA Negeri 1 Banguntapan Bantul, Kepala Sekolah: Itu Tutorial
Peneguran itu terjadi beberapa kali terhadap R.
"Cuman namanya anak kecil, dia tuh nangkepnya kok gue kayak dipaksa pakai kerudung di sekolah," kata kakak korban berinisial DN (24) saat dikonfirmasi TribunJakarta.com pada Selasa (2/7/2022).
R mengaku tertekan dengan gurunya yang saban Senin dan Kamis mengajar kerap menegurnya.
Ditegur dua guru
Ada dua guru yang menegur R agar memakai jilbab.
Bahkan, siswi itu sempat merasa disudutkan lantaran guru itu menegurnya di depan anak-anak di kelas.
"Salah satu guru tuh ngomonginnya di depan kelas gitu. Jadi mungkin adik saya merasa disudutkan," tambahnya.
Karena tertekan, R meminta DDN untuk membelikannya dua buah jilbab.
DN lalu curiga. Sebab, adiknya itu sehari-hari tak memakai jilbab.
"Saya heran dong loh kenapa? Kan kerudung dipakai hari Jumat aja, akhirnya dia ngaku cerita," lanjutnya.
Akibat kejadian itu, R tak ingin masuk sekolah.
Ia sempat berdalih ke DN bahwa dirinya lagi sakit.
"Hari Senin kemarin dia enggak masuk karena sakit. Pengakuan akhirnya dia bilang soalnya guru yang negor ngajar kelasnya setiap Senin dan Kamis," katanya.
R lalu meminta kakaknya itu untuk datang ke sekolah.
Akan dievaluasi
DN menceritakan hal yang tidak mengenakkan itu kepada wali kelas adiknya.
"Katanya terimakasih atas evaluasinya. Nanti disampaikan ke guru yang bersangkutan," katanya.
DN sebenarnya menganggap teguran terhadap adiknya merupakan niat baik dari guru itu.
Namun, penyampaiannya mungkin tidak dipahami dengan baik.
"Niat gurunya mungkin baik, cuman kan namanya anak kecil dan bahasanya juga kurang enak jadi dia nangkepnya kayak dipaksa pakai jilbab," tambahnya.
Menurut DN, orangtuanya membebaskan anak-anaknya untuk memakai jilbab.
Sebab memakai jilbab atau tidak tergantung dari kesiapan orang itu.
"Dari diri adik saya belum mau. Saya muslim, ibu dan adik saya yang kedua pakai jilbab. Cuman kalau dalam diri dia belum mau kan enggak apa-apa. Toh ini bukan sekolah Islam tapi negeri," pungkasnya.
Kasus ini juga sudah menjadi perhatian Dinas Pendidikan DKI Jakarta.
TribunJakarta.com hingga kini masih mencoba mengkonfirmasi mengenai kasus tersebut kepada pihak sekolah yang bersangkutan.