Gramedia Luncurkan Kumpulan Cerpen Arum Manis Karya Teguh Affandi, Berbagai Kisah 'Mengupas' Manusia
Penerbit Gramedia baru saja meluncurkan buku kumpulan cerpen karya Teguh Affandi berjudul Arum Manis.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Penerbit Gramedia baru saja meluncurkan buku kumpulan cerpen karya Teguh Affandi berjudul 'Arum Manis'.
Teguh menceritakan isi dari karyanya tersebut.
Arum Manis merupakan kumpulan cerpen (kumcer) yang menceritakan tentang orang-orang yang gemar mengulik kekurangan orang lain.
Di dalam kumcer ini juga dikisahkan orang-orang yang suka bergosip dan menunjukkan hidup yang sangat glamor.
Namun ternyata kehidupannya sarat akan permasalahan.
Hal ini pulalah yang mendasari kenapa cover buku dari Teguh tampak seperti organ-organ di dalam tubuh.
Karena ia ingin 'menelanjangi' manusia di dalam ceritanya.
"Itu yang ingin saya telanjangi. Sehingga yang tampak adalah organnya. Itu yang saya sampaikan dalam cerita," ungkapnya pada acara launching Arum Manis, Palmerah Barat di Jakarta, Kamis (9/6/2022).
Baca juga: Promo “Gramedia Sahabat Sekolah” Bertabur Diskon
Kumpulan cerpen ini, kata teguh, bermaksud menelanjangi manusia dalam kehidupan kesehariannya.
Misalnya, tokoh yang pertama tampak seperti seorang penolong.
Namun malah ingin menjadikan itu sebagai bahan gosip.
Secara garis besar, Teguh membagi kumcer ini menjadi tiga bagian.
Pertama menggunakan kata 'saya' dikarenakan cerita ini begitu dekat dirinya. Begitu juga dengan pembaca.
Di dalam bagian ini terdapat cerita soal perselingkuhan, tetangga yang suka bergunjing dan perempuan yang tidak kunjung menikah.
Hal ini sangat dekat dan sangat realistis dengan kehidupan sehari-hari.
Kemudian, bagian kedua mengandung cerita yang sedikit lebih jauh dari umumnya. Sehingga banyak terdapat metafora dan permainan simbol.
Misalnya ada kisah seorang pelancong yang ingin menanam bungan mawar di bibir perempuan. Pohon pisang yang tumbuh di meja makan.
Lalu seorang laki-laki yang tergila-gila dengan Koeni dan menanam Koeni di perut istrinya.
Sedangkan pada bagian ketiga adalah obrolan yang sangat jauh dari dirinya dan pembaca.
"Kalau bisa dia jangan sampai ada di antara saya dan anda," katanya lagi.
Pengambilan judul Arum manis berasal dari salah satu cerpen yang berada di dalam buku tersebut.
Cerpen yang ia menangkan di majalah femina dan terbit pada edisi tahunan 2015 berjudul Arum Manis.
Cerpen itu ia buat di saat masih berkuliah di Yogjakarta.
Gagasan ingin menerbitkan buku muncul saat ia memenangkan cerpen tersebut.
Teguh mengumpulkan cerpen sejak tahun 2015. Namun tidak langsung terbit. Akhirnya setelah melewati proses panjang, buku ini hadir di Gramedia.
Lalu kenapa Teguh memilih Arum Manis sebagai judul buku?
"Kenapa arum manis, pertama karena bunyinya enak didengar. Tapi sebenarnya ada makna filosofi yang ingin saya tembak dari arum manis ini," tegasnya.
Arum manis sendiri dibuat dari satu sendok gula. Setelah diproses, gula tersebut mekar dan menjadi besar.
Menurut Teguh, sifat ini serupa dengan manusia.
Terkadang merasa sempurna, hebat dengan segala hal. Tapi sebenarnya dia adalah sesendok gula yang tidak berarti.
Seorang jurnalis sekaligus penulis Tinni Purwanti menyampaikan tanggapannya usai membaca buku karya Teguh ini.
Menurutnya jarang sekali penulis laki-laki yang menceritakan perempuan dari sudut perempuan pula.
"Karena banyak penulis yang laki-laki di Indonesia kalau menulis soal perempuan itu dari sudut pandang laki-laki. Bagaimana laki-laki melihat perempuan. Kalau ini langsung masuk isu perempuannya, masuk ke dalam diri perempuan," tutur Tinni.
Ia pun mengutip satu kalimat berisikan sebuah wejangan yang sebagian besar disampaikan orangtua pada anak perempuannya.
"Kaya wejangan orangtua pada anak perempuan seperti. Itu kalau kamu punya pasangan atau suami nanti yang harus diperhatikan urusan perut dan di bawah perut. Dan teguh itu tahu, padahal itu pengalaman yang sangat intim," tutupnya.