Fakta-fakta Mahasiswa Dihajar Sekuriti GBK, Korban Alami Gangguan Penglihatan, Kini Pelaku Diamankan
Kasus penganiayaan menimpa seorang mahasiswa bernama Zaelani. Pemuda 26 tahun itu dihajar oleh seorang oknum sekuriti Gelora Bung Karno (GBK).
TRIBUNNEWS.COM - Kasus penganiayaan menimpa seorang mahasiswa bernama Zaelani.
Pemuda 26 tahun itu dihajar oleh seorang oknum sekuriti Gelora Bung Karno (GBK).
Akibatnya korban kini mengalami pangguan penglihatan di matanya.
Sedangkan pelaku harus siap menerima nasibnya berhadapan dengan hukum.
Kini pelaku sudah diamankan oleh pihak kepolisian.
Bagaimana kelengkapan informasi dari kasus ini? Berikut rangkuman fakta-faktanya:
Baca juga: Disabet dengan Kabel Listrik, Dua Anak Panti Asuhan di Gresik Jadi Korban Penganiayaan Pengasuh
Berawal dari adu argumen
Dirangkum dari TribunJakarta.com, kejadian ini bermula saat korban mendatangi GBK pada Jumat (30/7/2021).
Kedatangan Universitas Jakarta bermaksud untuk mengurus sertifikat vaksin Covid-19.
Zaelani diketahui telah mengikuti vaksin Covid-19 tahap pertama pada 3 Mei dan tahap keduanya, 31 Mei 2021.
Namun, sertifikat vaksin Covid-19 dosis kedua tak kunjung keluar.
Oleh karena itu, dirinya mendatangi GBK untuk mengurusnya.
Baca juga: Gara-gara Tanya Uang Pembayaran Petai, Istri Dianiaya Suami hingga Memar, Kini Alami Trauma
Setelah sampai di GBK, Zaelani menyebut diarahkan petugas setempat menuju ke pos dua GBK.
"Sampai di pos dua, nyatanya tidak bisa karena pos dua ada vaksinasi ojek online," ucapnya.
Zaelani kemudian balik lagi ke pos lima dan masih tidak bisa masuk untuk mengurus sertifikat vaksin.
"Tapi saya tetap ngeyel untuk bisa masuk, saya argumen dengan petugas untuk tetap masuk," imbuhnya.
Korban dihajar
Oknum sekuriti selanjutnya memanggil temannya.
Zaenal mengatakan, dirinya kembali menjelaskan maksud dan tujuannya mendatangi lokasi untuk mendapat sertifikat vaksin Covid-19.
"Nah, di situ lah kejadian dipukul. Dipukul sama orang kedua yang baru datang," ujar dia.
"Mungkin karena ngeyel, akhirnya petugas terpancing emosi, saya juga emosi. Terjadilah seperti itu, dipukul ke belakang. Dipukul di tangan dan bagian wajah," sambungnya.
Baca juga: Dianiaya Lalu Diasingkan, Pasien Covid-19 Ini Akhirnya Meninggal, Polres Toba Segera Bertindak
Setelah itu, Zaenal berusaha kabur. Tapi dirinya tertangkap lagi oleh sekuriti tersebut.
"Akhirnya saya dibawa ke pos sekuriti dan di situ saya diintimidasi," ujar Zaelani.
"Ya akhirnya saya bikin surat pernyataan yang isinya itu damai. Kedua pihak damai di dalam surat itu. Materainya mereka yang siapkan," sambungnya.
Kata pihak GBK
Kepala Divisi Humas, Hukum, dan Administrasi Pusat Pengelolaan Komplek GBK, Dwi Putranto memberikan penjelasannya.
Dwi menjelaskan, oknum sekuriti tersebut telah dimintai keterangan ihwal kasus tersebut.
"Sebetulnya tidak dianiaya dan bukan penganiyaan. Jadi, si pengunjung (Zaenal) datang ke GBK masuk ke pintu lima," jelas Dwi, dikutip dari TribunJakarta.com.
Kemudian, sekuriti area pintu lima Gelora Bung Karno (GBK) bertanya kepada Zaelani ihwal maksud dan tujuannya datang ke sana.
"Nah, si pengunjung menjawab ingin mengurus sertifikat vaksin Covid-19. Bukan mau vaksin ya," tutur Dwi.
"Dia bilang ingin mengurus sertifikat vaksin di Istora Senayan. Padahal di sana tidak ada kegiatan dan memang tidak boleh berkegiatan," lanjutnya.
Baca juga: Cerita Pasutri Dianiaya karena Dituduh Punya Ilmu Hitam, Sang Istri Meninggal akibat Penyiksaan
Petugas setempat, kata Dwi, telah menjelaskan baik-baik kepada Zaenal di Istora Senayan tidak ada kegiatan yang dimaksud.
Tapi Zaenal, menurut Dwi, bersikeras ingin menuju lokasi Istora Senayan dari pintu lima GBK.
Setelah itu, petugas mengarahkan Zaenal menuju ke pintu dua GBK lantaran sedang berlangsung kegiatan vaksinasi Covid-19.
"Di sana dijelaskan bagaimana proses pengambilan sertifikat. Tapi yang bersangkutan ngotot, emosi," ujar Dwi.
Melihat Zaenal emosi, sekuriti di pintu dua GBK memanggil komandannya untuk melaporkan hal tersebut.
Sekali lagi, kata Dwi, sekuriti GBK menjelaskan kepada Zaenal di lokasi tersebut tidak ada kegiatan yang dimaksud.
"Tapi yang bersangkutan ini tidak terima sehingga beradu mulut dengan sekuriti," ujar Dwi.
"Mereka juga sempat cekcok sehingga si pengunjung hampir memukul, tapi sekuriti reflek memukul pengunjung," lanjutnya.
Baca juga: Berawal Saling Ejek di Tempat Kerja, Pria di Bekasi Dianiaya Teman, Alami Luka Sajam di Kepala

Alami gangguan penglihatan
Head Non-Litigation LBH Pendidikan Indonesia, Eka Zulkarnanen, mengatakan Zaelani sakit mata sehingga sulit melihat akibat kejadian ini.
"Lukanya pada penglihatan. Sampai sekarang, belum boleh keluar rumah," kata Eka, sekaligus pendamping bantuan hukum korban, dikutip dari TribunJakarta.com.
Selain itu, Eka menyebut korban mengalami luka pada bagian telinga, hidung, dan tenggorokan (THT).
"Ada ganggunan THT dan psikisnya. Kami pertahankan hak-hak korban," lanjutnya.
Oknum sekuriti ditangkap
Seorang oknum sekuriti area Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta Pusat diamankan polisi, Kamis (5/8/2021).
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat, Kompol Wisnu Wardana mengatakan, pelaku selanjutnya ditahan.
Sebab, kata dia, pelaku terbukti telah melakukan tindak kekerasan.
Baca juga: Gara-gara Mengompol dan Menangis, Bocah 3 Tahun Dianiaya Ayah hingga Tewas
"Kami sudah melakukan visum terhadap korban dan terbukti ada tindak kekerasan," kata Wisnu, dikutip dari TribunJakarta.com.
"Tapi korban tidak mengalami luka parah. Terluka di bagian pelipis dekat matanya," lanjut Wisnu.
Meski begitu, Wisnu belum mengatakan perihal identitas pelaku.
"Intinya satu orang pelaku (oknum sekuriti GBK) sudah kami amankan," tegas Wisnu.
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)(TribunJakarta.com/Muhammad Rizki Hidayat)