Ahli Beberkan Alasan Masyarakat Masih Percayai Babi Ngepet: Yang Modern Zaman, Orangnya Tradisional
Prof Dr H. Bani Sudardi, MHum mengungkapkan alasan mengapa di era modern seperti sekarang ini, masyarakat masih percaya dengan adanya babi ngepet.
TRIBUNNEWS.COM - Guru Besar Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Prof Dr H Bani Sudardi MHum mengungkapkan alasan mengapa di era modern seperti sekarang ini, masyarakat masih percaya dengan adanya babi ngepet.
Bani mengatakan, babi ngepet merupakan bagian dari kebudayaan.
Karena dalam kebudayaan Indonesia, masyarakat memang masih mempercayai adanya tahayul.
Contohnya tentang takhayul babi ngepet yang sempat membuat heboh warga Kampung Bedahan, Sawangan, Depok, Jawa Barat.
Baca juga: Ini Jawaban Ketua RW 10 Desa Ragajaya Bogor Saat Warganya Bikin Isu Pasugihan Babi Ngepet
Baca juga: Tuding Tetangga Babi Ngepet, Bu Wati Sempat Mencak-mencak Saat Diusir Warga, Bahkan Coba Bunuh Diri
Lebih lanjut Bani menuturkan, di era sekarang ini yang modern adalah zamannya saja.
Orang-orangnya masih saja memiliki jejak-jejak pemikiran tradisional.
"Ya karena ini bagian dari kebudayaan. Dalam kebudayaan masyarakat Indonesia hal-hal tahayul itu memang masih dipercaya, meskipun jaman sudah modern."
"Yang Modern jamannya, tapi orangnya masih ada jejak-jejak tradisional seperti itu," kata Bani kepada Tribunnews.com, Jumat (30/4/2021).
Baca juga: Sosok Ibu Wati yang Viral Tuduh Tetangga Kaya karena Babi Ngepet, Buka Praktik Paranormal
Baca juga: Heboh Kabar Babi Ngepet, Arie Untung : Jangan suudzon. Dirumah Terus Bukan Berarti Ngepet
Latar Belakang Pendidikan dan Ekonomi Juga Ikut Berpengaruh
Menurut Bani, kurang terdidiknya masyarakat dan kondisi ekonomi yang lemah bisa menjadi alasan mengapa masyarakat masih mempercayai tahayul.
"Biasanya cerita-cerita seperti ini dipercaya terjadi atau bekermbang di kalangan masyarakat, yang pertama kurang terdidik, lalu yang kedua itu dari ekonomi lemah," terangnya.
Bani menyampaikan, tak hanya isu babi ngepet saja yang masih dipercaya masyarakat.
Bahkan ada masyarakat yang percaya dengan hal-hal mistis yang dijual secara online.
Baca juga: Sosok Ibu Wati yang Viral Tuduh Tetangganya Kaya Karena Pelihara Babi Ngepet, Kini Diusir Warga
Baca juga: Tanggapan Raditya Dika soal Isu Bohong Penangkapan Babi Ngepet, Sebut Jaman Sudah Berubah
"Sebenarnya tidak hanya pada isu babi ngepet itu saja, masih percaya sekarang misalnya ada penjualan tuyul secara online."
"Jadi memanfaatkan teknologi modern untuk penyebaran hal-hal yang sifatnya mistik seperti itu."
"Ada juga misal beli azimat secara online atau membeli khodam secara online dan sebagainya," ujar Bani.
Isu-isu seperti ini nantinya akan terus berkembang, karena terus berada dalam masyarakat yang kurang terdidik.
Ditambah dengan keadaan ekonomi yang lemah.
Baca juga: Nasib Ibu Wati yang Tuduh Tetangga Nganggur Tapi Bayak Uang karena Ngepet, Kini Diusir Warga
Baca juga: Karang Cerita Babi Ngepet di Sawangan Depok Sejak Maret, Adam Dibantu 8 Temannya
Cara Agar Masyarakat Tak Mudah Percayai Isu Tahayul
Bani mengatakan, salah satu solusi agar masyarakat tidak mudah percaya dengan isu tahayul adalah dengan adanya sosialisasi.
Bisa dengan penjelasan melalui media massa, bahwa hal tersebut bersifat tahayul dan berupa kebohongan.
"Ya memang harus ada sosialisasi seperti misalnya penjelasan-penjelasan melalui media massa, bahwa hal-hal seperti itu merupakan hal-hal yang bersifat tahayul dan kebohongan."
"Nah diungkap sejelas-jelasnya ternyata seperti kasus di Depok kasus babi ngepet itu kan ternyata rekayasa," tuturnya.
Bani menegaskan masyarakat perlu diberikan edukasi agar tidak mudah percaya dengan hal-hal bersifat tahayul.
Selain itu, jika isu tersebut telah beredar di masyarakat, maka perlu ada komunikasi dengan pemerintah agar isu tersebut tidak semakin berkembang.
Baca juga: Polisi: Dalang Rencanakan Rekayasa Babi Ngepet di Sawangan Depok Sejak Maret
Baca juga: Dalang Hoaks Babi Ngepet di Depok Tertangkap, Polisi: Motifnya Hanya Ingin Terkenal
Penemuan Babi Ngepet yang Buat Heboh Warga Depok
Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, akhir-akhir ini seekor babi menjadi perbincangan publik.
Hal ini warga Bedahan, Sawangan, Kota Depok mengaku telah menangkap seekor babi yang disebut babi ngepet.
Namun, polisi akhirnya mengungkap fakta sebenarnya.
Semua cerita tersebut hanyalah karangan saja.
Baca juga: Sosok Ustaz Adam Ibrahim, Diamankan Polisi Karena Rekayasa Cerita Kemunculan Babi Ngepet di Depok
Baca juga: Polisi: Heboh Babi Ngepet di Depok Hanya Rekayasa, Babi Dibeli Online Rp 900 Ribu
Kapolres Metro Depok, Kombes Pol Imran Edwin Siregar, menegaskan kegaduhan Babi Ngepet adalah berita bohong.
"Jadi berita yang viral tiga hari ini itu (babi diduga jadi-jadian) adalah bohong," ujar Kombes Pol Imran Edwin Siregar, Kamis (29/4/2021).
Polisi telah mengamankan satu pelaku, yakni Adam Ibrahim.
Motifnya pun hanya karena ia ingin lebih terkenal di lingkungan rumahnya.

(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Siti Nurjannah Wulandari)