Jumat, 3 Oktober 2025

Banjir di Jakarta

Seorang Lansia Korban Banjir di Cipinang Melayu Jakarta Timur Menolak Dievakuasi

Beberapa korban banjir di wilayah Cipinang Melayu, Jakarta Timur tidak mau menempati menempati tempat pengungsian.

Editor: Adi Suhendi
Tribunnews.com/ Ferryal Immanuel
Seorang Lansia yang mencoba kembali ke rumahnya walaupun kondisi rumah belum surut dari banjir, Jumat (19/2/2021) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferryal Immanuel

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Beberapa korban banjir di wilayah Cipinang Melayu, Jakarta Timur tidak mau menempati menempati tempat pengungsian.

Alasannya mereka merasa lebih nyaman tinggal di rumah meskipun air masih menggenang.

"Iya saya tidak mau dievakuasi dan mau kembali ke rumah saja karena saya lebih nyaman untuk tinggal di atas rumah saja," ujar Kobul seorang lansia kepada Tribunnews, Jumat (19/2/2021).

Baca juga: Fenomena Air Banjir Berwarna Putih di Sunter Jakarta Utara, Wali Kota Ungkap Dugaan Asal Usulnya

Bapak tua tersebut berusaha untuk kembali ke rumahnya bermodalkan kursi roda yang dimilikinya.

"Iya bapak saya tidak mau keluar dari rumahnya karena dia lebih nyaman untuk tinggal di rumahnya, nanti kalau kondisi mulai kurang membaik saya akan bawa kembali ke tenda pengungsian," ujar Ismail anaknya kepada Tribunnews.com.

Baca juga: Warga Cipinang Melayu Antisipasi Banjir Susulan

Ia berharap segera ada bantuan dari pemerintah agar setiap korban banjir Cipinang Melayu, Jakarta Timur mendapatkan tempat layak.

Ismail juga menegaskan di masa pandemi Covid-19 yang belum usai, ia khawatir dengan kondisi orangtuanya di tenda pengungsian.

Ia berharap agar di tenda pengunsian tetap dipantau agar setiap warga yang mengungsi dapat terhindar dari Covid-19.

Curah hujan tinggi

Tingginya curah hujan menyebabkan sejumlah wilayah di DKI Jakarta bajir.

Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup DKI Jakarta Yusmada Faizal mengatakan hujan dengan intensitas lebat, sangat lebat, hingga ekstrim mengguyur wilayah Ibu Kota mulai Kamis (18/2/2021) pagi.

Menurut Yusmada, berdasarkan catatan BMKG, hujan ektrim terjadi di wilayah Halim dengan intensitas 160 mm/ hari.

Kemudian hujan dengan intensitas sangat lebat terjadi di wilayah Manggarai 140 mm/ perhari, Pasar Minggu 130 mm/perhari, dan Sunter Hulu 107 mm/ hari.

Baca juga: Banjir di Cipinang Melayu Mulai Surut, Beberapa Warga Sudah Bersihkan Rumahnya

"Kondisinya hujan sangat lebat terjadi di Manggarai, Pasar Minggu, Pakubuwono. Selanjutnya wilayah yang lain-lainnya itu hujan lebat," kata Yusmada dalam keterangan yang diterima, Jumat (19/2/2021).

Akibat kondisi tersebut, menurut Yusmada area yang terdampak akibat hujan sangat besar baik di wilayah Timur maupun Selatan.

"Akibat hujan ini sempat terjadi genangan-genangan terutama di area timur aliran Kali Cipinang dan area dari DAS Mampang Tebet," ujarnya.

Drainase tak mampu menampung

Terkait banyaknya genangan, Yusmada menjelaskan bila drainase di DKI Jakarta didesain untuk curah hujan 50-100 mm/ hari.

Sehingga dengan tingginya curah hujan bahkan melebihi 100 mm/ perhari sudah bisa dipastikan akan terjadi genangan.

"Sistem drainase kita itu didesain curah hujan 50-100 mm/ perhari. Makanya kalau terjadi hujan ekstrim tadi 160 mm/ hari atau 130 mm/ hari tentu akan meluap," ujarnya.

Baca juga: 9 RT di Kembangan Utara Jakarta Barat Tergenang Banjir

Meskipun begitu, menurut Yusmada sesuai arahan Gubernur DKI Jakarta kunci sukses penanganan genangan adalah tidak ada korban dan penangananya harus diselesaikan dengan target dalam 6 jam setelah hujan berhenti dan air sungai surut.

"Kami laporkan bahwa hujan yang kemarin siang umumnya di daerah-daerah misalnya di jalan raya, di saluran-saluran mikro perkampungan itu sekitar pukul 17.00 WIB kemarin sudah surut," katanya.

"Begitu juga dengan hujan tadi malam dini hari, sekira pukul 09.00 WIB sudah surut," lanjut dia.

Cipinang Melayu masih terendam

Dari sekian banyak wilayah, menurut Yusmada hanya ada satu dua wilayah yang masih banjir.

Seperti di daerah Cipinang Melayu.

Baca juga: Tembok Rumah Warga yang Berbatasan dengan Kali Cipinang Jebol, Banjir Makin Parah 

"Cipinang Melayu itu karena besarnya intensitas aliran Kali Sunter termasuk juga hujan yang di Halim," ujarnya.

Bahkan menurut dia, sampai saat ini dari pos pantau Sunter Hulu masih tetap siaga 1.

"Itu menunjukan bahwa aliran Kali Sunter masih tinggi dan kini semua armada, semua potensi, semua alat-alat kita kerahkan untuk menengani genangan di Cipinang Melayu," katanya.

Waspada hujan ektrim selama 2-3 hari ke depan

Yusmada pun menjelaskan berdasarkan prediksi BMKG dalam 2-3 hari ini kemungkinan potensi hujan ekstrim masih terjadi.

Untuk itu ia meminta warga untuk senantiasa waspada.

"Penting untuk semua berwaspada tentu kami Pemprov bersama unsur yang lain TNI Polri tetap dalam kondisi siaga untuk menanggulangi kejadian-kejadian genangan," katanya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved