Kasus Mutilasi di Apartemen
Masliha Mengaku Sudah 1,5 Tahun Tak Berkomunikasi dengan Putrinya Laeli, Ayahnya Menangis Ingat Dia
Masliha dan sang puteri sudah tidak saling tukar kabar atau komunikasi sejak 1,5 tahun yang lalu.
Sejak saat itu Masliha dan suami terus menangis karena memikirkan nasib anaknya.
"Saya sudah tua, ingin tenang untuk beribadah saja. Tidak disangka dapat cobaan seperti ini dari anak saya," ucap Masliha.
"Benar-benar masih tidak menyangka. Rasanya sedih, sakit hati," katanya.
Masliha menceritakan ketika sedang bekerja di sawah, ayah LAS terkadang suka tiba-tiba menangis.
"Bahkan bapaknya kalau ke sawah juga masih suka menangis kalau mengingat masalah ini," tutur Masliha.
Selama ini, Laeli merupakan sosok yang dikenal pendiam dan jarang berkumpul dengan teman-temannya.
Meski Laeli seolah sudah melupakannya, Masliha tetap memberikan doa yang terbaik untuk sang anak.
"Harapan saya hukuman yang diberikan kepada anak saya bisa diringankan. Jangan disamakan dengan si laki-lakinya," harap Masliha.
Bunuh RHW Demi Harta
Selama ini LAS dan DAF memiliki usaha lain untuk mencukupi kehidupan sehari-hari.
Menurut polisi, DAF alias Fajri pernah jadi sopir taksi online.
Namun kemudian berhenti dan kini DAF bekerja serabutan.
"Sementara LAS berjualan kamera drone secara online. LAS juga menguasai pemetaan lokasi seseorang lewat aplikasi khusus," katanya.
Handik mengatakan karena desakan ekonomi, keduanya akhirnya berupaya menguasai harta korban RHW, dengan membunuh dan memutilasinya.
Baca: Mutilasi HRD Rinaldi di Kalibata & Kumpul Kebo dengan Suami Orang, Laeli Atik: Cinta Itu Pemenjaraan
Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana mengatakan uang Rp 97 Juta yang diambil kedua pelaku dari rekening ATM korban, di antaranya dibelikan 11 emas batangan Antam dengan total seberat 26 gram.