Kamis, 2 Oktober 2025

Virus Corona

Covid-19 di Kabupaten Bogor, Klaster Keluarga Tertinggi di Cibinong dan Bojonggede

"Pada 6-14 September 2020 sudah ada 28 klaster keluarga. Kasus paling banyak terjadi di sekitar Cibinong dan Bojonggede," kata Syarifah.

tangkapan layar Covid19.go.id
Data Covid-19 di Indonesia 14 September 2020 

TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Penularan Covid-19 di Kabupaten Bogor hingga kini masih fluktuatif.

Berdasarkan data monitoring harian Covid-19 Kabupaten Bogor diketahui ada tambahan 11 kasus konfirmasi positif baru, 50 kasus suspek, 8 kasus sembuh dan 1 kasus meninggal dunia pada Senin (14/9/2020).

Penambahan kasus konfirmasi positif  ini membuat total kasus positif Covid-19 di Kabupaten Bogor mencapai 1.190 kasus dengan konfirmasi aktif 416 orang, sembuh 725 orang, meninggal 43 orang, probable meninggal 189 orang dan pindah keluar Bogor 6 orang.

Saat ini masih ada 215 orang dengan status suspek dan 23 orang probable.

Masih berdasarkan data, kasus konfirmasi positif terbaru tersebar di Ciomas (2), Cibinong (2), Dramaga (2), dan masing-masing 1 kasus di Bojonggede, Rumpin, Tamansari, Tajurhalang dan Babakan Madang.

Kasus sembuh tersebar di Kemang (2), Sukaraja (2) dan masing-masing 1 kasus di Gunung Sindur, Babakan Madang, Gunung Putri dan Rancabungur.

Sementara kasus meninggal terjadi di Babakan Madang, seorang lelaki usia 56 tahun.

Dari 40 kecamatan di wilayah ini, 34 kecamatan berstatus zona merah, 4 kecamatan zona orange dan 2 Kecamatan zona hijau.

Kecamatan Rumpin berubah dari orange menjadi merah, Kecamatan Sukajaya dari orange menjadi hijau, dan Kecamatan Sukamakmur dari hijau menjadi orange.

Baca: Kementan Beri Saran ke Petani Kabupaten Bogor untuk Hadapi Kekeringan

Jubir Satgas Covid-19 Kabupaten Bogor Syarifah Sofiah mengatakan penularan tertinggi terjadi di klaster keluarga.

"Pada 6-14 September 2020 sudah ada 28 klaster keluarga. Kasus paling banyak terjadi di sekitar Cibinong dan Bojonggede," kata Syarifah di Kantor Bupati Bogor, Selasa (15/9/2020).

Menurut dia, klaster keluarga ini terjadi karena warga tidak menerapkan protokol kesehatan selama berada di rumah.

"Saat pulang ke rumah, bisa jadi ada warga yang tidak taat protokol kesehatan seperti mencuci tangan dengan hand sanitizer sebelum masuk rumah atau tidak melepas baju sebelum kontak dengan anggota keluarga lain," jelasnya.

Pemerintah kata dia, tidak bisa melakukan intervensi terlalu jauh.

Pemerintah hanya bisa menghimbau dan menggencarkan sosialisasi.

Baca: Antisipasi PSBB Jakarta, Polres Bogor Siap Hadapi Serbuan Wisatawan ke Puncak

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved