Cerita Pemulung Bantargebang Pernah Temukan Dollar Hingga Emas di Tumpukan Sampah
Hamim waktu itu belum tahu persis apakah kalung dan cincin yang ia temukan benar-benar emas asli atau hanya replika.
Hidung Kebal Tanpa Masker
Tempat Pemrosesan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang Kota Bekasi merupakan surga bagi sejumlah pemulung mencari nafkah.
Mereka setiap hari berjibaku memilah sampah untuk ditukar menjadi rupiah.
TribunJakarta.com berkesempatan melihat langsung aktivitas para pemulung di TPST yang beralamat di Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi pada, Selasa, (23/6/2020).
Lokasi paling banyak dijadikan pemulung berkumpul, berada di salah satu gunungan sampah aktif.
Untuk menuju ke sana, perlu berjalan kaki menanjak diantara gunungan sampah yang menjulang tinggi.
Akses jalan ke area ini merupakan permukaan beton yang dipenuhi sampah berserakan, truk-truk berisi sama berbaris menunggu antrian menurunkan sampah.
Beberapa truk yang sudah rampung menurunkan sampah juga kerap hilir mudik, akses jalan ini memang terbilang sibuk dengan aktivitas bongkar muat kendaraan truk berwarna oranye.
Ketika sudah berjalan menjak sekitar kurang lebih 500 meter, terdapat titik lokasi bongkar muat truk sampah.
Di sekelilingnya juga sudah banyak para pemulung, mereka tampak sibuk memilah-milah sampah yang baru diturunkan.
Para pemulung ini terlihat mengenakan alat seadanya, beberapa ada yang menggunakan sepatu boots, adapula yang hanya mengenakan sepatu biasa.
• Jumlah Pengangguran Akibat Pandemi Covid-19 Diprediksi Capai 15 Juta Orang
• Pekan Ketiga Masa Transisi, Pasien Covid-19 di Jakarta Tembus Angka 10 Ribu
• Disambut Antusias The Jakmania, Acara Tribute To Sofyan Hadi Berlangsung Meriah
• Kasasi Anies Diterima MA Terkait Pencabutan Izin Reklamasi Pulau H
Bau busuk sepanjang waktu tercium rasanya sudah tak lagi mereka hiraukan, bahkan banyak dari pemulung terlihat tak menggunakan masker serta sarung tangan untuk memilah sampah.
Hamim (23), salah satu pemulung mengatakan, aktivitas para pekerja seperti dirinya dilakukan sepanjang waktu dari pagi hingga malam hari.
"Di sini setiap hari, saya biasanya dari pagi jam 6 sampai jam 4 sore, tapi ada juga yang nyari malam-malam," kata Hamim.
Hamim merupakan pemulung yang fokus mencari sampah-sampah kertas, meski begitu, dia tidak menutup kemungkinan mengumpulkan barang-barang berharga lain seperti plastik dan semacamnya.