Remaja Pembunuh Bocah di Jakpus Ternyata Korban Kekerasan Seksual, Begini Tanggapan Psikolog
Psikolog Maya Savitri turut menyoroti babak baru kasus NF pelaku pembunuhan sadis seorang balita di kawasan Sawah Besar, Jakarta Pusat.
"Karena perasaan tertekan, memendam emosi negatif dan juga kurangnya sentuhan yang hangat saat ia butuhkan di masa kanak-kanak," sambungnya.
Kendati demikian Psikolog dari Lembaga Psikologi Anava, Solo ini mengungkapkan meski dampak kekersan seksual yang dialami NF tidak mudah dihadapi, namun ada kemungkinan untuk disembuhkan.
"Bisa (disembuhkan) asalkan ada peran dari lingkungannya dan kontinu atau secara terus menerus," tegas Maya.
NF Korban Pelecehan seksual dan Sedang Hamil 14 Minggu
Menurut laporan Kompas.com, Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial Harry mengungkapkan NF merupakan korban pelecehan seksual.
Sehingga fakta ini membuat posisi NF tak hanya menjadi pelaku tetapi juga sebagai korban.
"Ya betul (NF merupakan korban pelecehan seksual)," ujarnya.
"NF berada dalam dua posisi sekaligus, yaitu sebagai pelaku pembunuhan dan menjadi korban kekerasan seksual," sambung Harry.
Baca: NF Tersangka Pembunuhan Bocah 5 Tahun Sekaligus Korban Kekerasan Seksual, Kini Hamil 14 Minggu
Harry juga menuturkan berdasarkan hasil pemeriksaan fisik dan psikologis di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, NF diketahui tengah hamil.
"(NF) menjadi korban kekerasan seksual oleh tiga orang terdekatnya, hingga kini hamil 14 minggu" kata Harry.
Lebih lanjut Harry mennyatakan saat ini kasus kekerasan seksual yang dialami NF tengah diselidiki lebih dalam guna mengetahui adakah kolerasinya dengan aksi pembunuhan yang telah NF lakukan.
"Kasus kedua (pelecehan seksual) juga perlu diselidiki untuk mendapatkan kesimpulan logis mengapa anak ini melakukan tindak kekerasan," sambung Harry.
Kronologi Pembunuhan Sadis di Sawah Besar
Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Heru Novianto menyebut cara NF membunuh pelaku terbilang sangat sadis.
Heru mengungkapkan NF menghabisi nyawa korban yakni APA (5) dengan mengenggelamkannya ke dalam bak mandi, dicekik, dan mayat korban disembunyikan dalam lemari pakaian kamarnya.