Virus Corona
Cerita Pramugari 'Nganggur' di Tengah Wabah Corona, Ada yang Isi Waktu Sambil Jualan Kue
Dewi mengatakan dia dan rekan-rekannya sangat berharap pandemi corona segera selesai karena sudah banyak yang dirindukan.
Editor:
Hasanudin Aco
"Akhirnya kebanyakan dari kami ada yang belajar masak, bikin kue, dessert, sampai ada yang jualan juga. Tiba-tiba kami semua punya keahlian memasak kayaknya," ujarnya.
Sebelum ada pembatasan kegiatan di luar rumah, katanya, sempat ada yang membuat grup dancer, grup workout, sampai grup lari sore.
Namun kini setelah pembatasan sosial berskala besar, kreativitas mereka benar-benar diuji supaya tidak bosan karena diam saja di rumah.
"Sekarang kami kehilangan jam terbang. Sama kehilangan my beloved passangers," ujarnya.
Dewi mengatakan biasanya setiap hari bertemu langsung dengan orang banyak yang berbeda karakter dan berbeda budaya.
Ia bisa pergi ke daerah-daerah dalam waktu yang sangat sering, bertemu teman-teman seprofesi dan partner kerja, mendampingi penumpang, sampai mempersiapkan pesawat.
"Duuuh banyak banget yang dirinduinnya. Bisa dibilang ada separuh jiwa yang hilang dari kita sih.
"Dari kejadian ini kita jadi kembali sadar sih bahwa memang ternyata kita mencintai pekerjaan kita, termasuk penumpang-penumpang yang setiap hari kita temuin," katanya.
Dewi mengatakan dia dan rekan-rekannya sangat berharap pandemi ini segera selesai karena sudah banyak yang dirindukan.
Dewi sangat tidak sabar untuk segera menyambut para penumpang pesawat kembali.
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Kesedihan Pramugari saat Pandemi Covid-19, Tak Bisa Dampingi Pemudik dan Merasa Hilang Separuh Jiwa, Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam