Jumat, 3 Oktober 2025

Fakta-fakta Suami Bunuh Istri di Bekasi, Sejam Kemudian Suaminya Meninggal Karena Kelelahan

Meski kerap terdengar keributan, warga selama ini tidak pernah ada yang mengusik urusan rumah tangga pasutri tersebut.

Editor: Hasanudin Aco
TribunJakarta/Yusuf Bachtiar
TKP rumah penemuan jasad pasutri di Kampung Pedurenan, RT01/07, Kelurahan Jatiluhur, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasus pembunuhan dan kematian pasangan suami istri di Bekasi mulai terkuak.

Pasangan suami istri (pasutri) bernama Karyadi (55) dan Cristy Handayani (43), ditemukan tewas di dalam rumahnya di Kampung Pedurenan, RT01/07, Kelurahan Jatiluhur, Kecamatan Jatiasih, Senin, (27/4/2020).

Penemuan jasad keduanya sontak membuat heboh warga sekitar.

Tetangga yang tinggal berdekatan dengan rumah pasutri itu awalnya curiga melihat rumah dalam keadaan pintu setengah terbuka.

Ketika tetangga berusaha memanggil, dua orang penghuni rumah tidak merespon sedikitpun hingga menambah kecurigaan.

Ketua RT dan Linmas didampingi warga kemudian sama-sama mengecek kondisi dalam rumah, mereka langsung dikagetkan dengan penemuan jasad sang istri yang tergeletak di atas lantai ruang tamu.

Selanjutnya, warga juga menemukan jasad sang suami juga tergelatak di atas lantai ruang dapur.

Dari situ, ketua RT langsung melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian dan jasad keduanya dievakuasi ke rumah sakit.

Langgeng (22), warga yang tinggal persis di depan rumah pasutri Karyadi dan Cristy mengaku, sempat mendengar suara keributan di rumah tetangganya.

Suara itu terdengar cukup jelas di telinganya, dia masih ingat keributan antara suami dan istri tersebut terjadi malam hari, kira-kira sehabis azan magrib berkumandang.

"Habis magrib kira-kira saya dengar suara ribut-ribut, cuma waktu itu yang yang kedengaran cuma suara istrinya," kata Langgeng, Selasa, (28/4/2020).

Langgeng dan warga sekitar yang bermukim tidak jauh dari kediaman pasutri, mengaku sudah biasa mendengar suara keributan.

Bahkan suara cekcok malam itu dianggap tidak ada beda dengan keributan-keributan yang sudah pernah terjadi.

Kalimat umpatan hingga kata-kata cacian menjerumus kasar menurut Langgeng, sudah pasti terdengar dan keluar daru mulut sang istri.

"Pas sorenya masih keliatan beli gorengan berdua, tapi pas magrib udah berisik banget, istrinya nangis teriak-teriak kata-kata kasar," ungkapnya.

Langgeng menambahkan, Sang suami selama ini ketika terdengar suara keributan lebih cenderung diam.

"Kalau suaminya jarang kedengeran suaranya, dia kebanyakan diam aja, suaminya lebih tua sekitar 50-an umurnya kalau istrinya sekitar 40-an tahun," ujarnya.

Meski kerap terdengar keributan, warga selama ini tidak pernah ada yang mengusik urusan rumah tangga pasutri tersebut.

Langgeng menuturkan, taraf keributan antara pasangan suami istri itu, sejauh yang dia tahu memang sebatas cekcok tidak pernah ada keributan sampai melakukan kekerasan fisik.

"Kalau ribut suara aja kedengeran, enggak ribut-ribut sampai kedengeran piring pecah, warga sini mau nyamperin enggak enak (ketika mendengar keributan) karena itukan urusan rumah tangga orang, kecuali kalau ada yang minta tolong baru warag beranikan," tegas dia.

Petugas berpakaian APD mengevakuasi suami istri yang ditemukan meninggal dunia di rumahnya di Jatiasih, Kota Bekasi, Senin (27/4/2020).
Petugas berpakaian APD mengevakuasi suami istri yang ditemukan meninggal dunia di rumahnya di Jatiasih, Kota Bekasi, Senin (27/4/2020). (Dok Polres Metro Bekasi Kota)

Adapun pasutri yang ditemukan tewas tinggal di rumah tersebut berdua, mereka sejauh ini belum dikaruniai buah hati.

Sang istri diketahui masih aktif bekerja sebagai pengawai negeri sipil (PNS) dan sang suami, menurut keterangan tetangga sejak beberapa tahun terkahir sudah tidak bekerja.

Tega bekap pakai bantal

Penemuan jasad pasangan suami istri (pasutri) bernama Karyadi (55) dan Cristy Handayani (43) di rumahnya daerah Jatiasih, Kota Bekasi, Senin,(27/4/2020), sempat memunculkan tanda tanya besar apa penyebab kematiannya.

Polisi melalui serangkaian pemeriksaan menyimpulkan, penyebab kematian pasutri ini diduga akibat sang suami membekap istrinya menggunakan bantal usai cekcok besar yang terjadi.

Sedangkan penyebab kematian sang suami menurut kesimpulan polisi, ia diindikasi mengalami serangan jantung akibat kalap membekap sang istri.

Adi Hardi ketua RT setempat mengatakan, pasutri Karyadi dan Cristy sudah hidup berumah tangga sekitar kurang lebih lima tahun lalu.

"Kalau pak Karyadi tinggal di sini udah lama, dari masih bujangan, emang si bujangannya udah agak tua, jadi mereka ini menikah di usai yang sudah agak tua," kata Adi.

"Setelah menikah istrinya diajak tinggal di sini, sekitar lima tahun lalu kira-kira mereka sudah berumah tangga," tambahnya.

Selama tinggal di lingkungan tempat tinggalnya, kedua pasutri ini memang dikenal tertutup dan jarang bergaul.

Hal ini disebabkan kesibukan pekerjaan sang istri yang diketahui bekerja sebagai pegawai negeri sipil (PNS) di salah satu instansi pemerintahan.

"Kalau pak Karyadi dia semenjak tinggal di sini emang dikenal pendiam, dia jarang ikut kalau ada kegiatan-kegiatan warga, cuma ya saya kenal dia orang baik," ucap Adi.

Karyadi menurut sepengetahuannya, pernah bekerja di salah satu perusahaan swasta yang bergerak di bidang pinjaman dan perkreditan.

Tetapi, tidak lama setelah menikah ia justru tidak lagi bekerja.

Adi tidak tahu persis mengapa tetangganya itu keluar dari pekerjaannya.

"Saya enggak tahu pasti, mungkin dia resign (mengundurkan diri) karena kalau diliat dari umur kayanya belum masuk pensiun," ucapnya.

Sang istri kemudian sejak beberapa tahun terakhir menjadi tulang punggung keluarga, aktivitas sehari-hari Karyadi dihabiskan kebutuhan rumah.

"Mereka hidup berdua aja, belum dikaruniai anak, nah pas dia (suaminya) enggak kerja dia lebih sering di rumah, kalau apa-apa ke warung pasti suaminya," tegas dia.

"Kalau istrinya jarang keliatan (di lingkungan tempat tinggal) karena masih aktif kerja kadang pulang sore atau malam," tegasnya.

Meski dikenal pendiam, Karyadi di mata para tetangga tetap menjadi sosok yang bisa dibilang ramah.

Dia kata Adi, ketika keluar rumah lalu berpapasan dengan tetangga tidak segan untuk menyapa.

"Emang jarang aktif di lingkungan tapi kalau ketemu papasan pasti sapa duluan, makannya selama ini kita kenal baik-baik aja," katanya.

Langgeng (22), warga yang tinggal persis di depan rumah pasutri Karyadi dan Cristy mengaku, sempat mendengar suara keributan hebat di rumah tetangganya.

Suara itu terdengar cukup jelas di telinganya, dia masih ingat keributan antara suami dan istri tersebut terjadi malam hari.

Kira-kira sehabis azan magrib berkumandang, malam sebelum ditemukan tewas pada keesokan harinya.

"Habis magrib kira-kira saya dengar suara ribut-ribut, cuma waktu itu yang yang kedengaran cuma suara istrinya," kata Langgeng, Selasa, (28/4/2020).

Langgeng dan warga sekitar yang bermukim tidak jauh dari kediaman pasutri, mengaku sudah biasa mendengar suara keributan.

Bahkan suara cekcok malam itu dianggap tidak ada beda dengan keributan-keributan yang sudah pernah terjadi.

Kalimat umpatan hingga kata-kata cacian menjerumus kasar menurut Langgeng, sudah pasti terdengar dan keluar daru mulut sang istri.

"Pas sorenya masih keliatan beli gorengan berdua, tapi pas magrib udah berisik banget, istrinya nangis teriak-teriak kata-kata kasar," ungkapnya.

Langgeng menambahkan, sang suami selama ini ketika terdengar suara keributan lebih cenderung diam.

"Kalau suaminya jarang kedengeran suaranya, dia kebanyakan diam aja, suaminya lebih tua sekitar 50an umurnya kalau istrinya sekitar 40an tahun," ujarnya.

Meski kerap terdengar keributan, warga selama ini tidak pernah ada yang mengusik urusan rumah tangga pasutri tersebut.

Langgeng menuturkan, taraf keributan antara pasangan suami istri itu, sejauh yang dia tahu memang sebatas cekcok tidak pernah ada keributan sampai melakukan kekerasan fisik.

"Kalau ribut suara aja kedengeran, enggak ribut-ribut sampai kedengeran piring pecah, warga sini mau nyamperin enggak enak (ketika mendengar keributan) karena itukan urusan rumah tangga orang, kecuali kalau ada yang minta tolong baru warag beranikan," tegas dia.

Akur saat beli gorengan

Pasangan suami istri (pasutri), Karyadi (55) dan Cristy Handayani (43) sempat terlihat akur membeli gorengan sebelum malam hari bertengkar hebat hingga ditemukan tewas.

Hal ini diungkapkan tetangga depan rumah bernama Langgeng (22), dia mengatakan, Karyadi dan Cristy terlihat keluar pada sore hari hari berboncengan sepeda motor.

"Pas sorenya masih keliatan beli gorengan berdua, tapi pas magrib udah berisik banget, istrinya nangis teriak-teriak kata-kata kasar," ungkapnya.

Langgeng menjelaskan, malam itu tangisan keras dari istrinya terdengar jelas hingga ke rumahnya.

"Kedengeran suaranya (nangis) kenceng, emang sering berantem," jelasnya.

Pasutri Karyadi dan Cristy tinggal hanya berdua, kegiatan sang istri sehari-hari banyak dihabiskan dengan aktivitas bekerja, sedangkan sang suami lebih banyak berdian di dalam rumah.

Kecurigaan warga muncul ketika pada Senin, (27/4/2020) siang, lampu teras yang biasanya sudah mati waktu itu masih menyala, ditambah posisi pintu depan yang terlihat setengah terbuka.

"Karena biasanya dia abis magrib aja udah rapet (pintu rumahnya), lampu juga pasti abis subuh udah pada dimatiin, curiga warga sini dipanggilin terus enggak nyaut-nyaut," tuturnya.

Sebagai tetangga dekat, Langgeng mengakui pasutri Karyadi dan Cristy memang tidak begitu akrab dengan warga sekitar.

"Enggak tertutup dia orangnya, enggak ada yang begitu deket keluar paling enggak jauh kaya tibang ke warung enggak gaul," terangnya.

Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Pol Wijonarko mengatakan, dari hasil pemeriksaan yang dilakukan pihaknya, penyebab kematian pasutri ini masig-masing akibat kehabisan nafas dan serangan jantung.

"Dari hasil olah TKP (tempat kejadian perkara) ditemukan bantal yang sudah bersimbah darah, di duga istrinya di bekap menggunakan bantal hingga tidak bernyawa (oleh sang suami)," kata Wijonarko, Selasa, (28/4/2020).

Kemudian, setelah menghabisi nyawa istrinya, sang suami rupanya mengalami serangan jantung akibat kalap.

"Setelah meninggal, tidak jauh dari mayat istrinya, di temukan korban yang merupakan suami dari istri tersebut, memang suami mempunyai riwayat penyakit jantung," ucapnya.

"Kemungkinan suaminya kelelahan (usai membekap istrinya) dan meninggal tiga meter dari jasad istrinya," tambahnya.

Adapun motif dari peristiwa ini kata Wijonarko, diduga masalah rumah tangga yang sudah memburuk sejak beberapa tahun terakhir.

"Dari informasi sementara kita mendapatkan keterangan kedua korban sering cekcok dan sebelum kejadian tersebut adanya keributan yang besar," kata Wijonarko.

Sebelumnya diberitakan, pasutri di Kota Bekasi ditemukan tewas di rumahnya Kampung Pedurenan, RT01/07, Kelurahan Jatiluhur, Kecamatan Jatiasih, Senin, (27/4/2020).

Kasubbag Humas Polres Metro Bekasi Kota Kompol Erna Ruswing Andari mengatakan, penemuan jasad pasutri ini pertama kali diketahui warga sekitar sekira pukul 12.30 WIB.

"Saksi melihat pintu ruang tamu terbuka dan melihat lampu teras menyala padahal sudah siang hari," kata Erna saat dikonfirmasi.

Erna mejelaskan, saksi selanjutnya mencoba memanggil dari luar namun tidak mendapatkan respon. Ia lalu mencoba melapor ke ketua RT dan Linmas setempat.

"Kemudian mereka bersama-sama melihat ke dalam rumah dan menemukan kedua pasangan suami istri tersebut sudah dalam keadaan tidak bernyawa," jelasnya.

Jasad suami ditemukan di ruang dapur dengan kondisi tergeletak di atas lantai, sedangkan jasad istri ditemukan dalam keadaan terlentang di atas lantai di ruang tamu. (TribunJakarta.com)

Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Sederet Fakta Pasutri Tewas di Bekasi, Istri Sempat Nangis Teriak-teriak Saat Cekcok Setelah Magrib

Sumber: TribunJakarta
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved