Siswi SMP Bunuh Bocah
Soal Remaja Bunuh Bocah, Dokter Forensik Ungkap Kemungkinan Penyebab Empati Pelaku Tak Tumbuh
Dokter forensik RS Polri Kramat Jati mengungkapkan kemungkinan penyebab remaja bunuh bocah tak memiliki rasa empati.
Meski begitu, Hastry mengungkapkan masih ada sisi kasihan di dalam diri NF.
Hal ini terkait NF menyerahkan diri ke polisi pada Jumat (6/3/2020) setelah membunuh APA.
"Dia masih ada sisi baik, kasihan juga. Seperti orang habis mutilasi, mayatnya bisa dihancurkan tapi enggak. Justru ditaruh biar ditemukan," jelasnya.
Dalam pemeriksaan terhadap NF, tak hanya melibatkan dokter psikiatri jiwa forensik, melainkan juga ahli saraf dan lainnya.

Masih mengutip laman yang sama, Kepala Tim Dokter Jiwa Forensik RS Polri Kramat Jati, Henny Riana, mengatakan pemeriksaan terhadap NF ditargetkan rampung dalam waktu 14 hari kerja.
Meski begitu, lamanya waktu pemeriksaan tergantung bagaimana proses observasi.
"Bisa lebih cepat, tergantung bagaimana proses observasi nanti. Karena setiap kasus kan berbeda," jelas Henny, Senin (9/3/2020).
NF sendiri saat ini diketahui berada di ruang isolasi khusus.
Harapan Menteri Sosial
Menteri Sosial, Juliari Batubara, mendatangi kediaman korban pembunuhan NF, APA di Jakarta Pusat pada Rabu.
Baca: Tetangga Sebut Remaja Pembunuh Bocah 5 Tahun Sering Mengurung Diri di Kamarnya Sejak SMP
Baca: Meski Suka Hewan, Remaja Pembunuh Bocah 6 Tahun Akui Tak Suka Kodok dan Pernah Bunuh Pakai Garpu
Dilansir Tribun Jakarta, kedatangan Juliari ini bertujuan untuk memberi bantuan pada keluarga korban.

"Kami dari Kementerian Sosial memberikan santunan. Ini tidak bisa dinilai sama dengan meninggalnya putri bapak," kata Juliari.
Ia pun berharap proses hukum terhadap NF tetap berjalan.
Tak hanya itu, ia juga mendoakan keluarga korban agar diberi kekuatan.
"Kami perwakilan dari pemerintah merasa prihatin dan tentunya berharap proses hukum. Semoga diberikan kekuatan," ujarnya.