Siswi SMP Bunuh Bocah
Siswi SMP Pembunuh Bocah 6 Tahun Sering Curhat Lewat Gambar, Polisi: Tokoh Favoritnya Slender Man
AKBP Susatyo Purnomo mengungkapkan, remaja yang menjadi pelaku pembunuhan bocah berusia 6 tahun, sering menggambar perempuan yang bersedih.
TRIBUNNEWS.COM - Wakapolres Metro Jakarta Pusat, AKBP Susatyo Purnomo mengungkapkan, remaja yang menjadi pelaku pembunuhan bocah berusia 6 tahun, sering menggambar perempuan yang bersedih.
Kegemaran siswi SMP berinisial NF (15) itu diketahui setelah tersangka menyerahkan diri dan mengakui perbuatannya.
Polisi menemukan 13 gambar dari pelaku di lembaran kertas HVS berwarna putih.
Pelaku juga menggambar tokoh Slender Man dan ditambahkan tentakel seperti gurita.
Diketahui, Slender Man berasal dari meme internet yang muncul pertama kali di forum Something Awful oleh pengguna Eric Knudsen dengan nama Victor Surge pada 2019 lalu.
Karakter tersebut juga diketahui suka menculik atau melukai orang, terutama anak-anak ini.
"Dia memang senang menonton film horor, kekerasan dan sebagainya."
"Tokoh favoritnya Slender Man," ujar Susatyo, dikutip dari TribunJakarta.com, Minggu (8/3/2020).
Baca: Tetangga Ungkap Kebiasaan Gadis SMP Pembunuh Bocah 6 Tahun: Pendiam, Suka Mengurung Diri di Lantai 2
Baca: Polisi Periksa Orang Tua ABG yang Bunuh Bocah 6 Tahun, Pelaku Akan Jalani Tes Kejiwaan
Menurutnya, NF mempunyai kegemaran menggambar sejak kecil.
Pelaku juga sering mencurahkan isi hatinya melalui tulisan dan gambar yang ia buat.
"Dari kecil pelaku memang hobi gambar, dia juga sering curhat lewat gambar dan tulisan," ungkapnya.
Pihaknya akan meminta bantuan dari psikolog untuk mengetahui makna dari gambar yang dibuat oleh NF tersebut.
"Terkait data pendukung, seperti gambar, tulisan, dan lainnya itu ada ahlinya sendiri yang akan membaca," ujarnya.
"Kami hanya mengungkap fakta cara menghilangkan nyawa itu seperti apa," imbuh Susatyo.

Terinspirasi Film Chucky
Sementara itu, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus menyebut, satu diantara film yang sering ditonton oleh NF yakni Chucky.
Film tersebut diketahui mengisahkan tentang boneka pembunuh.
"Tersangka ini sering menonton film horor. Salah satunya Chucky."
"Dia senang menonton film horor itu memang hobinya itu," kata Yusri, dikutip dari Kompas.com, Minggu.
Ia mengungkapkan, pelaku menyerahkan diri ke polisi dan kooperatif dalam menjalani pemeriksaan.
Baca: Sikap Siswi SMP Pembunuh Bocah Ini Berubah Sejak Duduk di SMP
Baca: Ayah Bocah 5 Tahun Tak Sangka Anaknya Dibunuh Gadis ABG, Terungkap Perubahan Drastis Pelaku Saat SMP
Pelaku mengaku mempunyai hasrat untuk membunuh orang dan sudah tak terbendung lagi keinginannya itu.
Sehingga, NF membunuh korban yang saat itu sedang berada di rumah.
"Memang tersangka ini punya hasrat untuk membunuh orang, tapi saat hari ini dia sudah tidak bisa menahan lagi," ungkap Yusri.
KPAI Sebut Adegan Film Bisa Pengaruhi Anak
Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Retno Listyarti mengatakan, adegan dalam sebuah film bisa memengaruhi perilaku anak-anak yang memang mempunyai sifat peniru.
"Anak adalah peniru ulung dari apa yang dia lihat langsung di lingkungannya atau dia lihat melalui tayangan di televisi dan film," kata Retno, dikutip dari Kompas.com, Minggu.

Menurut Retno, ada faktor lain yang mendasari pelaku tega untuk membunuh tetangganya tersebut.
Sehingga, tidak sepenuhnya motif pembunuhan didasari oleh film yang pernah ditonton.
"Meskipun dampak tayangan tersebut bukanlah faktor tunggal, bisa saja ada faktor lain yang memicu perilaku tersangka," ungkapnya.
Baca: Orangtua Siswi SMP yang Bunuh Bocah 6 Tahun Diperiksa, Polisi Cecar Pertanyaan soal Kebiasaan Pelaku
Baca: Banyak Pesan Kebencian untuk Ayah, Polisi Akhirnya Periksa Orangtua Siswi SMP yang Bunuh Bocah
Ia kemudian meminta adanya pengawasan dari orang tua terkait tontonan dari anaknya.
"Di sinilah pentingnya para orang tua untuk melakukan pendampingan dan pengawasan terhadap apa yang ditonton anak-anak mereka, baik melalui televisi maupun aplikasi YouTube."
"Mengingat mayoritas anak sudah memiliki telepon genggam," jelas Retno.
(Tribunnews.com/Nuryanti) (Kompas.com/Bonfilio Mahendra Wahanaputra Ladjar/Rindi Nuris Velarosdela) (TribunJakarta.com/Dionisius Arya Bima Suci)