Selasa, 30 September 2025

Banjir di Jakarta

Anggota DPRD DKI Jakarta Kenneth: Banjir di Jakarta Bukan 5 Tahunan Lagi Tapi Per Minggu

Curah hujan dengan intensitas tinggi di wilayah Jakarta dini hari hingga pagi, membuat sejumlah daerah kebanjiran.

Editor: Hasanudin Aco
HO/Tribunnews.com
Anggota DPRD DKI Jakarta Komisi D dari Fraksi PDI Perjuangan, Hardiyanto Kenneth, meninjau langsung pintu air Manggarai. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA  - Curah hujan dengan intensitas tinggi di wilayah Jakarta dini hari hingga pagi, membuat sejumlah daerah kebanjiran.

Menanggapi hal tersebut, Anggota DPRD DKI Jakarta Komisi D dari Fraksi PDI Perjuangan, Hardiyanto Kenneth geram dengan kinerja Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan.

Pria yang kerap disapa Kent itu meminta kepada Gubernur Anies agar benar-benar memikirkan agar Jakarta tidak kembali terendam banjir, yang saat ini siklusnya tidak menjadi 5 tahunan lagi, melainkan mingguan.

"Harusnya Pak Anies jangan hanya memikirkan agar banjir cepat surut. Tapi bagaimana mencegah supaya Jakarta tidak banjir lagi. Sekarang itu banjir di Jakarta tidak lagi 5 tahunan, tapi sudah mingguan warga harus merasakan banjir," tegas Kent di Jakarta, Selasa (25/2/2020). 

Saat ini, sambung Kent, banyak warga miskin di Jakarta yang rumahnya terendam banjir akibat hujan deras yang mengguyur ibukota sejak dini hari hingga pagi tadi. Dan mereka membutuhkan bantuan.

"Coba Pak Anies pikirkan warga miskin ibukota, mereka tidak punya uang untuk membeli prabotan rumah, untuk makan saja mereka susah jadi kasihan jika setiap minggu harus merasakan musibah banjir. Mereka juga berharap sekolah gratis dan berobat gratis," sambungnya.

Namun, sambung dia, saat ini banyak penyaluran Kartu Jakarta Pintar (KJP) dan Kartu Jakarta Sehat (KJS) tidak merata ke warga miskin. Kata Kent, seharusnya Pemprov DKI harus bisa memetakan dengan baik untuk penerima KJP dan KJS.

"Pendistribusian KJS dan KJP saja bermasalah, Sebagai pemimpin Pak Anies harus bisa membuat warga tenang, dan coba jangan bermain politik terus, harus memikirkan warga miskin. Pemberian KJP dan KJS harus benar-benar merata tanpa ada diskriminasi," tutur Kent.

Selain itu, Kent pun mengaku heran dengan banjir yang melanda Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat.

"RSCM itu seumur-umur tidak pernah kebanjiran, tapi kenapa saat ini bisa kebanjiran, artinya Gubernur Anies memang tidak bisa memetakan daerah yang rawan-rawan banjir, dan tidak rawan. Drainase sekitaran RSCM berarti masih buruk," sambungnya.

Ia pun meminta pertanggungjawaban orang nomor satu di DKI Jakarta itu, terkait banjirnya salah satu rumah sakit tertua di Jakarta itu.

"Gubernur Anies harus bertanggung jawab atas banjir yang menimpa RSCM. Gara-gara RSCM banjir otomatis pelayanan masyarakat semuanya jadi terganggu," tegasnya.

Oleh karena itu, Kent meminta kepada Gubernur Anies Baswedan agar tidak lagi bermain dengan kata-kata, dan lanjutkan saja program-program yang menjadi andalan untuk mengatasi banjir.

"Sampai kapan anda terus bermain dengan kata-kata. Lanjutkan saja program normalisasinya, kita (DPRD DKI) tidak berbicara kebijakan-kebijakan siapa?, tetapi ya kalau memang programnya bagus ya harus dilanjutkan. Anda itu pemimpin provinsi pak Anies, bukan pemimpin perusahaan. Jadi jangan seenak-enaknya sendiri," kata Kent.

Kent pun merasa heran dengan Pemprov DKI Jakarta, yang masih ngotot untuk menggelar Formula E di tengah kondisi kita seperti ini, di tengah banyaknya musibah banjir yang menyengsarakan warga Jakarta.

"Seharusnya anggaran Formula E di alokasikan untuk penangangan banjir, tapi kok malah ngotot buat Formula E yang enggak jelas juntrungannya, yang belum tau untung apa tidak," sambungnya.

Namun, sambung Kent, jika pihak Pemprov DKI Jakarta tetap ngotot dan jika perhelatan Formula E bisa mendapat income yang baik untuk Jakarta, dipersilahkan untuk transparan ke publik agar semuanya terang benderang.

"Kalau gubernur berani bilang pasti untung, ayo kita buka-bukaan, jelasin ke masyarakat hitung-hitungannya bagaimana untungnya, supaya masyarakat tenang. Karena sepengetahuan saya pagelaran Formula E tidak pernah ada yang untung, coba sini kasih data," tuturnya.

Ia pun tetap berharap Gubernur Anies Baswedan harus mengalokasikan dana banjir untuk keperluan warga Jakarta, agar banjir di ibukota sudah tidak ada lagi.

Pasalnya, hingga malam ini sejumlah wilayah masih terendam banjir.

"Jangan membebani warga Jakarta dengan banjir ini, coba dipikirkan kembali. Kasihan warga yang setiap kali hujan datang selalu saja was-was akan banjir. Coba diperbaiki lagi cara penanganan banjir," tuturnya.

Menurut Kent, jangan sampai Jakarta menjadi bahan tertawaan daerah-daerah lain karena lebih mementingkan perhelatan Formula E, dibandingkan dengan pencegahan banjir yang saat ini selalu menjadi langganan setiap minggu.

"Jangan jadikan Jakarta menjadi bahan lelucon di daerah lain," tuturnya.

Kata Kent, negara-negara maju yang menyelenggarakan Formula E tidak mempunyai masalah seperti yang terjadi di Jakarta seperti banjir dan lain-lain.

Berikut negara-negara yang akan menggelar Formula E yaitu Beijing, New York, London, Paris, Roma, dan Seoul.

"Negara lain yang menyelenggarakan Formula E ya negara-negara yang maju. Mereka tidak ada mengalami musibah banjir, masa masalah banjir di Jakarta belum selesai malah ngotot untuk membuat Formula E. Kan aneh, kita ini jadi melangkah mundur, bukannya melangkah maju," ketus Kent.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan