Kamis, 2 Oktober 2025

Banjir di Jakarta

Gugat Anies Baswedan Rp 100 Juta, Korban Banjir: Terakhir Banjir Tahun 2007 dan Tidak Setinggi Ini

Suminem warga Pesanggrahan Jakarta Selatan gugat Anies Baswedan Rp 100 juta, terakhir banjir saat zaman Gubernur Fauzi Bowo atau Foke.

Penulis: Ifa Nabila
YouTube tvOneNews
Suminem Patmosuwito, satu di antara korban banjir Jakarta diminta menyampaikan keluh kesahnya kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. 

"Terus ada perhatian, kalau ada banjir tuh tim kesehatan datang, apa ada tim yang pedulilah ke bawah, ini enggak," tuturnya.

Perjuangan saat Banjir

Awalnya, Suminem menceritakan perjuangan dirinya dan keluarga di tengah banjir tanpa makanan hingga tak ada bantuan sama sekali pihak Pemprov Jakarta.

Suminem menceritakan banjir turun semalaman dan paling deras terjadi pada 1 Januari 2020, pagi.

Keluarganya tak sempat menyelamatkan banyak barang berharaga lantaran banjir turun begitu cepat seperti banjir bandang hingga setinggi 3 meter.

"Mungkin dari jalanan kurang lebih 3 meteran kurang sedikit ya," ujar Suminem.

"6 pagi (mulai banjir), cepat naiknya kayak banjir bandang," terangnya.

Akibar banjir itu, keluarga Suminem dan para tetangga terpaksa bertahan di lantai dua dan atap rumah mereka.

Selama sehari semalam, Suminem dan para tetangga tidak bisa makan.

"Enggak (makan), habis enggak sempat, kompor terendam semua," kata Suminem.

Padahal Suminem sempat memiliki nasi sisa kemarin dan malah terjatuh ketika dibawa ke atas.

Saudara Suminem sempat menawarkan bantuan makanan namun ternyata percuma.

SAMPAH DI PINTU AIR - Warga sedang  mencari barang yang bisa di  manfaatkan  antara tumpukan  sampah  sisa banjir yang masih  bertumpuh di Pintu air Karet, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Minggu (12/1/2020). Susahnya  medan  untuk mengunakan alat berat membuat  3  dari 4 pintu air  tidak berfungsi penuh karena terganjal  aneka sampah.--Warta Kota/henry lopulalan
SAMPAH DI PINTU AIR - Warga sedang mencari barang yang bisa di manfaatkan antara tumpukan sampah sisa banjir yang masih bertumpuh di Pintu air Karet, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Minggu (12/1/2020). Susahnya medan untuk mengunakan alat berat membuat 3 dari 4 pintu air tidak berfungsi penuh karena terganjal aneka sampah.--Warta Kota/henry lopulalan (WARTA KOTA/henry lopulalan)

"Sore itu ada nasi sedikit, dibawa ke atas tumpah, terus sore dibantu sama saudara," ungkap Suminem.

"'Mau beli nasi enggak?' 'Tolong deh' 'Cuma telur ceplok doang' mentah nasinya enggak jadi makan," imbuhnya.

Kondisi Suminem dan para tetangga bertahan di atap berlangsung hingga dua hari sampai akhirnya banjir surut.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved