Jumat, 3 Oktober 2025

Natal 2019

Merasakan Natal di Gereja Santa Clara Bekasi Utara, Setelah 20 Tahun Beribadah di Ruko

Stasi Yohanes Pemandi resmi menjadi paroki baru dengan nama Paroki Bekasi Utara Gereja Santa Clara pada 1998.

Tribunnews.com/Theresia Felisiani
Misa malam Natal pertama di Gereja Santa Clara, Bekasi Utara, Selasa (24/12/2019) dipimpin oleh Romo Anselmus Haloho. 

Padahal area utama Gereja Santa Clara memiliki daya tampung sekitar 1.500 orang.

Alhasil umat lainnya harus rela duduk lesehan di luar gereja serta duduk di area basement.

Umat yang duduk di luar gereja tetap bisa mengikuti perayaan malam Natal melalui layar yang khusus disediakan oleh panitia.

Lagu-lagu perayaan Natal mulai dari Malam Kudus hingga Para Malaikat Bernyanyi ‎menggema dari suara emas petugas paduan suara dan ribuan umat yang penuh sukacita menyambut Natal.

Saat liturgi ekaristi, prodiakon sempat kewalahan dengan membludaknya umat.

Tidak jarang hosti yang dibagikan habis sementara antrian umat masih panjang. Terpaksa prodiakon meminta hosti dari prodiakon yang lain.

Tiga judul lagu pengiring komuni hingga ke beragam ayat sudah dinyanyikan tetap saja antrian umat yang ingin menerima Tubuh dan Darah Kristus masih mengular.

Hosti yang dibagikan kembali habis, dua prodiakon melangkah ke altar.

Berbisik pada Romo Anselmus Haloho OFMCap, hosti habis. Romo ‎Anselmus sempat memandang ke arah pintu utama gereja, antrian umat masih panjang.

Romo Anselmus akhirnya membuka tabernakel dan memberikan hosti pada dua prodiakon untuk dibagikan. Berbagi tugas, Romo Anselmus turun dari altar memberikan berkat pada bayi dan anak-anak yang belum menerima komuni.

Tidak mau kalah, anak-anak kecil ini berlarian bersama temannya ataupun didampingi orang tua menuju ke Romo Anselmus untuk mendapat berkat. Sama dengan umat, antrian anak-anak juga mengular.

Hari semakin malam dan karena letak gereja bersampingan dengan hamparan sawah. Laron tiba-tiba masuk ke dalam gereja.

Mereka mencari sumber cahaya, mengelilingi lampu di gereja.

Masuknya laron-laron ini membuat warga terganggu.

Mereka harus kipas-kipas dengan kertas misa agar laron tidak hinggap di kepala mereka.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved