Kamis, 2 Oktober 2025

Polisi Sebar Anggota Berpakaian Preman Amankan Djakarta Warehouse Project di JIExpo

Polres Metro Jakarta Pusat mengerahkan personel berpakaian preman di area event Djakarta Warehouse Project (DWP) 2019 di JIExpo Kemayoran.

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Adi Suhendi
TribunJakarta.com/Dionisius Arya Bima Suci
Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Harry Kurniawan sedang berdiskusi dengan salah satu perwakilan peserta massa di Lapangan Banteng, Sawah Besar, Jakarta Pusat, Kamis (9/5/2019) 

Laporan wartawan tribunnews.com, Danang Triatmojo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polres Metro Jakarta Pusat mengerahkan personel berpakaian preman di area event Djakarta Warehouse Project (DWP) 2019 di JIExpo Kemayoran.

Pengamanan acara tersebut dimulai sejak hari ini Jumat (13/12/2019) hingga Senin (16/12/2019).

Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Harry Kurniawan menjelaskan pengamanan dilakukan kepolisian, Satpol PP DKI, serta internal panitia.

Baca: Daftar Lineup DWP 2019 Hari Ini, Jumat 13 Desember 2019, Martin Garrix hingga Yellow Claw

"Kita mulai hari ini. Kita sudah koordinasi dengan penyelenggara dan Pemprov, ada petugas Polri yang berkoordinasi dengan petugas Satpol PP dan panitia, menggunakan pakaian preman dan pakaian dinas. Sudah ada bagian masing-masing," kata Herry di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Jumat (13/12/2019).

Sebanyak 597 personel kepolisian dikerahkan khusus untuk mengamankan jalannya kegiatan musik dansa elektronik tersebut.

Baca: Luthfi Alfiandi Jalani Sidang Perdana, Keluarga Minta Pendukungnya Tertib

Mereka disebar baik di dalam maupun luar area event.

Bantuan pengamanan yang diberikan kepolisan lantaran event DWP 2019 sudah mengantongi izin keramaian.

"Pemprov menyampaikan bahwa DWP harus berjalan karena sudah ada izinnya. Kami di lapangan akan membackup untuk pengamanannya," katanya.

Aksi tolak DWP

Aksi tolak event Djakarta Warehouse Project (DWP) 2019 berlangsung di depan Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Kamis (12/12/2019).

Puluhan orang membentangkan spanduk penolakan acara tersebut di tengah Jalan Medan Merdeka Selatan.

Spanduk yang dibentangkan bertuliskan ”Gubernur Pilihan Umat Pro Maksiat. Konser Maksiat DWP 2019”, lengkap dengan gambar Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di bagian kiri spanduk.

Massa yang tergabung dalam Gerakan Pemuda Islam (GPI) Jakarta Raya ini menilai moral warga Jakarta bisa tergadai akibat penyelenggaraan event tersebut.

Baca: Maruf Amin Minta Fachrul Razi Revisi Peraturan Menteri Agama Tentang Majelis Taklim

"Gubernur dipilih umat tapi pro maksiat. Ini bukan persoalan biasa. Ini moral DKI tergadai," kata Korlap Aksi Ketua Umum GPI Jakarta Raya, Rahmat Himran dari atas mobil komando.

Menurut Rahmat, pihaknya punya kewajiban untuk melawan hal-hal maksiat semacam DWP.

Pasalnya, kegiatan yang terselenggara selama tiga hari, 13-16 Desember 2019 itu disebut akan menjurus maksiat dan penuh mudarat.

Baca: Suparman Marzuki: Pengawasan Internal dan Eksternal Hakim MK Diperlukan

Jika Anies bergeming dan tidak mengambil tindakan apa-apa, maka katanya, Jakarta tinggal menanti azab Tuhan.

"Kami punya peran moral untuk melawan hal-hal semacam ini. Ini kegiatan dilaksanakan tiga hari tiga malam. Apa yang akan terjadi (jika dibiarkan), maka tunggu lah azab tuhan," tegas dia.

Bakar ban

Puluhan orang yang tergabung dalam Gerakan Pemuda Islam (GPI) Jakarta Raya membakar ban di depan kantor Gubernur DKI Jakarta, Kamis (12/12/2019) sore.

Mereka menuntut Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membatalkan event Djakarta Warehouse Project (DWP) 2019 yang berlangsung di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, pada 13-16 Desember 2019.

Asap hitam dari ban yang dibakar massa terlihat membumbung tinggi.

Arah angin yang berembus ke selatan, membuat asap hitam tersebut masuk ke area Balai Kota DKI Jakarta.

Baca: Anies Baswedan Bangun Lagi Hunian DP 0 Rupiah di Jakarta Timur

Massa yang diperkirakan berjumlah 50 orang tersebut juga membentangkan spanduk bertuliskan "Konser Maksiat DWP, Free Sex, Narcotic, Alcohol. Tolak Konser Maksiat DWP 2019."

Korlap Aksi Ketum GPI Jakarta Raya, Rahmat Himran dalam orasinya meminta Anies Baswedan memikirkan ulang secara bijak dengan pertimbangan asas manfaat kegiatan tersebut.

Puluhan orang yang tergabung dalam Gerakan Pemuda Islam (GPI) Jakarta Raya membakar ban di depan kantor Gubernur DKI Anies Baswedan, Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Kamis (12/12/2019) sore
Puluhan orang yang tergabung dalam Gerakan Pemuda Islam (GPI) Jakarta Raya membakar ban di depan kantor Gubernur DKI Anies Baswedan, Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Kamis (12/12/2019) sore (Tribunnews.com/ Danang Triatmojo)

"Kami minta kepada gubernur DKI Jakarta tolong dipikirkan secara matang, bijak dan profesional dan perlu dipertimbangkan apa asas manfaat kegiatan ini," ujarnya dari atas mobil komando.

Baca: Suparman Marzuki: Pengawasan Internal dan Eksternal Hakim MK Diperlukan

Mereka meminta Anies menghentikan kegiatan DWP sesegera mungkin.

Jika tidak, massa mengancam menggeruduk lokasi event musik tersebut.

"Kami minta kegiatan ini dihentikan. Sebelum kami membatalkan di TKP," katanya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved