FAKTA TERBARU Kasus Penusukan Karyawan Restoran Pluit Village, Korban Kritis hingga Restoran Tutup
FAKTA TERBARU Kasus Penusukan Karyawan Restoran Pluit Village, Korban Kritis hingga Restoran Tutup
"Ya emang tutup pas kejadian kemarin yang ribut-ribut," ucap pegawai yang tidak mau sebutkan namanya tersebut.
4. Tanggapan Psikolog

Menanggapi kasus ini, psikolog Universitas Negeri Semarang, Hening Widyastuti memberikan penjelasannya.
Hening menjelaskan bahwa antara dua orang yang terlibat cekcok, biasanya karena ada konflik lama yang belum terselesaikan.
Hal itulah yang membuat rasa benci dan dendam semakin lama semakin membesar.
Hingga pada akhirnya, ada stimulus yang kembali menjadi pemicu pertikaan.
Masih kata Hening, persoalan awalnya bisa jadi hanya masalah sepele.
Namun, karena sudah berkonflik dalam waktu yang lama, pertikaian bisa jadi meledak pada momen-momen tertentu.
"Rasa kebencian dan dendam yang mendera mengakibatkan akal pikiran jernihnya tertutup."
"Sehingga dia tidak mampu untuk mengontrol dirinya sendiri berpikir jernih," kata Hening.
Orang yang berada dalam kemarahan seperti itu, di dalam pikirannya hanya mempunyai satu solusi, yaitu membunuh.
Hening menambahkan bahwa kejadian ini tidak mengindikasikan adanya kelainan jiwa pada pelaku.
Pasalnya, orang normalpun bisa melakukan tindakan keji di muka umum.
Dengan catatan sudah ada dendam kesumat atau selisih paham sejak lama.
"Saran saya memang bila kita memiliki konflik dengan teman, segeralah diselesaikan lebih awal untuk cari solusinya, karena konflik yang terpendam sangat membahayakan, baik psikologis maupun non psikologis," ujar Hening dilansir Kompas.com pada Senin (26/8/2019).
Baca: Breaking News: Insiden Penusukan di Banjarsari Solo, Korban Tewas di Rumah Sakit
Baca: Pelaku Penusukan Pegawai Restoran di Mal Pluit Ditetapkan Sebagai Tersangka
