Mati Listrik di Ibu Kota dan Sekitarnya
Cerita Warga Ibu Kota Tuntut Ganti Rugi Rp 5 Ribu karena Tak Dapat Gunakan Jasa KRL
Dia menjadi korban bersama ratusan penumpang KRL yang terlantar di stasiun Bogor, Jawa Barat.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA), Azas Tigor Nainggolan, merasa dirugikan atas terjadinya pemadaman listrik di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya pada Minggu (4/8/2019).
Untuk itu, dia berencana mengajukan gugatan perdata ke pengadilan terkait kerugian yang diderita. Selain itu, FAKTA bersama Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), dan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta menerima pengaduan masyarakat.
Rencananya gugatan itu akan didaftarkan pada Selasa 13 Agustus 2019. Gugatan ini akan daftarkan sebagai gugatan Perbuatan Melawan Hukum Pemadaman Listrik yang menimbulkan kerugian.
"Biar ini ada efek jera dan masyarakat tidak usah takut," kata Azas Tigor Nainggolan, saat dihubungi, Rabu (7/8/2019).
Baca: Hasil Ijtima Ulama IV Ingin Wujudkan NKRI Bersyariah, Respon Ketua PBNU: Pancasila Kan Sudah Syariah
Dia menjelaskan, gugatan itu terkait pengalaman pribadi pada hari Minggu kemarin.
Dia menjadi korban bersama ratusan penumpang KRL yang terlantar di stasiun Bogor, Jawa Barat.
Pada hari Minggu itu dia terlantar lebih dari 7 jam karena KRL dari Bogor ke Jakarta tidak beroperasi akibat dari pemadaman listrik oleh PLN yang berlangsung sejak sekitar jam 13.00-21.10 WIB.
"Saya menunggu di stasiun Bogor tanpa kepastian akan adanya layanan KRL untuk pulang ke Jakarta. Akhirnya saya menyerah dan minta dijemput anak saya untuk pulang ke Jakarta. Banyak juga loh penumpang yang menunggu," kata dia.
Sebagai pengguna KRL, dia mengaku kehilangan kesempatan pulang menggunakan KRL yang dikelola oleh PT Kereta Commuter Line Indonesia (KCI) dari stasiun Bogor menuju ke stasiun Manggarai, Jakarta.
Baca: Bikin Kumuh Padang Arafah, KBIH Dilarang Pasang Spanduk di Tenda-tenda
Seharusnya, dia menegaskan, setelah membayar biaya Rp 5000, dia dapat menggunakan jasa KRL. Namun, dia tidak bisa menggunakan KRL akibat tidak beroperasi.
"Saya akan menggugat Perbuatan Melawan Hukum oleh PT PLN, PT KCI dan Kepala Stasiun Bogor terhadap saya sebagai calon pengguna KRL ketika itu. Sebagai konsumen layanan KRL saya kehilangan hak mendapatkan pelayanan yang baik sebagaimana dilindungi UU Perlindungan Konsumen," kata dia.
Untuk itu, dia menuntut agar pengadilan menghukum PT PLN, PT KCI dan Kepala Stasiun Bogor:
1. Dinyatakan bersalah karena melakukan Perbuatan Melawan Hukum,
2. Meminta maaf kepada saya dan,
3. Menghukum secara tanggung renteng membayar ganti rugi Rp 5.000 kepada saya.
4. Membuat SOP untuk mitigasi krisis layanan publik.
Dia masih membuka ruang penyelesaian di luar pengadilan hingga hari Senin, (12/8/2019) bagi PT PLN, PT KCI dan Kepala Stasiun Bogor. Gugatan itu tidak akan saya daftarkan apabila pihak PT PLN, PT KCI dan Kepala Stasiun Bogor bersedia memenuhi ke empat tuntutan saya di atas.
"Saya berharap pihak PT PLN, PT KCI dan Kepala Stasiun Bogor mau memenuhi ke empat tuntutan saya di atas tanpa harus saya gugat ke pengadilan," tambahnya.
Sebelumnya, bagi warga DKI Jakarta dan sekitarnya yang merasa dirugikan dari pemadaman listrik pada hari Minggu (4/8/2019) kemarin, dapat mengadukan permasalahan tersebut.
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), bersama Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA) dan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta membuat posko pengaduan konsumen terkait kerugian yang didapat dari listrik padam.
Pengurus Harian YLKI, Sularsih, mengatakan posko pengaduan berbentuk fisik itu akan berada di tiga kantor lembaga tersebut di Jakarta. Rencananya, posko mulai beroperasi pada Selasa (6/8/2019).
Adapun ketiga kantor lembaga tersebut, yaitu Kantor YLKI berada di kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan. Sementara itu, kantor Fakta berada di Cipinang Muara, Jakarta Timur. Dan, LBH Jakarta kantornya berada di Jalan Pangeran Diponegoro, Jakarta Pusat.