Pilpres 2019
Dirut Transjakarta Sayangkan Fasilitas Publik Dirusak Massa Aksi 22 Mei
Imbas dari aksi unjuk rasa 22 Mei yang menolak hasil Pilpres Pemilu 2019 kemarin, sejumlah fasilitas umum rusak.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Imbas dari aksi unjuk rasa 22 Mei yang menolak hasil Pilpres Pemilu 2019 kemarin, sejumlah fasilitas umum rusak.
Direktur Utama Transjakarta Agung Wicaksono menyayangkan hal tersebut.
Ada beberapa halte Transjakarta menjadi sasaran amuk para peserta aksi.
Alhasil, kaca-kaca Halte Transjakarta yang berada di sekitar titik bentrok banyak yang pecah.
"Halte di Slipi, Kemanggisan pecah kacanya. Bukan cuma itu saja," ujar Agung saat di konfirmasi, Kamis (23/5/2019).
Agung memohon agar para peserta aksi tidak merusak fasilitas-fasilitas umum milik masyarakat.
"Tolong masyarakat Indonesia dan warga Jakarta, menuntut suara rakyat boleh dikawal, tapi jangan milik rakyat dirusak. Halte Transjakarta itu berjasa besar buat warga," kata Agung.
Namun ia bersyukur beberapa Halte bisa dijadikan tempat beristirahat untuk aparat keamanan dan sebagian para peserta aksi yang kelelahan.
"Tapi halte Transjakarta Alhamdulillah saya lihat jadi tempat istirahat sementara. Hari ini juga buat masyarakat dan aparat yang butuh istirahat," kata Agung.
Total kerugian hingga saat ini belum dihitung sambil menunggu sampai situasi benar-benar kondusif.
"Belum dihitung (kerugian), nanti setelah kondusif akan segera kita diperbaiki," kata Agung.
Beberapa Trayek Sempat Terhenti
Unjuk rasa yang terjadi di depan kantor Bawaslu di Jalan MH Thamrin, ditambah bentrokan antara aparat keamanan dan massa di kawasan Tanah Abang menyebabkan sejumlah ruas jalan ditutup.
Sejumlah titik persimpangan, mulai dari Simpang Abdul Muis, Jalan Kebon Sirih, Jalan Fachrudin hingga Jalan Cideng tak bisa dilewati karena ditutup pihak kepolisian.
Karena itulah, PT Transportasi Jakarta melakukan penyesuaian operasi di sejumlah trayek.