Minggu, 5 Oktober 2025

Bagikan Air Mineral, Warga KS Tubun Tolak Uang Pembayaran dari Polisi

Warga sekitar membantu polisi yang menertibkan kerusuhan di Jalan KS Tubun, Slipi, Jakarta Barat pada Rabu (22/5/2019).

Penulis: Fajar Anjungroso
Tribunnews/Irwan Rismawan
Massa terlibat bentrok dengan petugas kepolisian di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (22/5/2019). Bentrokan antara polisi dan massa terjadi dari dini hari hingga pagi hari. Tribunnews/Irwan Rismawan 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Warga sekitar membantu polisi yang menertibkan kerusuhan di Jalan KS Tubun, Slipi, Jakarta Barat pada Rabu (22/5/2019).

Mereka menyediakan air minum bagi petugas kepolisian yang terus mendorong para pelaku kerusuhan ke arah Tanah Abang. 

Mereka memberikan minuman berupa air mineral dalam botol kemasan maupun mengeluarkan galon-galon air sukarela.

"Ini pak airnya yang pada haus," kata seorang warga yang tampak menawarkan minuman dari rumahnya.

Baca: Prabowo-Sandi Ternyata Masih Bisa Menangkan Pilpres 2019, Pengamat Ungkap Cara dan Syaratnya

Baca: Ulama FPI Bantu Polisi Halau Massa dari Luar Jakarta yang Bikin Rusuh di Flyover Slipi

Beberapa petugas berusaha membayar air mineral tersebut tetapi warga menolaknya. Sementara itu, pelaku keurusuhan yang coba melarikan diri diamankan oleh petugas kepolisian.

Beberapa kali tembakan gas air mata dilepaskan untuk membubarkan massa yang terus memberikan perlawanan. Massa terlihat melemparkan batu, bom molotov , dan menembakkan kembang api ke arah petugas.

Terpisah, ratusan peserta aksi yang hendak berdemo di Bawaslu tiba di Jalan Wahid Hasyim, Menteng, Jakarta Pusat, sekira pukul 10.20 WIB.

Kedatangan ratusan peserta tersebut langsung disambut meriah dengan teriakan dan sorak-sorai oleh peserta aksi lainnya yang telah lebih dulu.

Terlihat, ratusan peserta yang baru datang tersebut kompak mengenakan baju berwarna putih panjang hingga semata kaki, dan langsung memadati Jalan Wahid Hasyim.

Seorang orator yang memimpin ratusan peserta tersebut, terdengar mengucapkan salam kepada petugas Brimob yang tengah membentuk barikade.

Tak hanya itu, orator tersebut pun membacakan surat Al-Fil yang langsung diikuti seluruh peserta aksi.

Pantau situasi via CCTV

Masyarakat dapat memantau situasi terkini di sejumlah lokasi vital terkait aksi unjuk rasa yang digelar Rabu (22/5/2019) ini lewat tayangan CCTV yang diunggah di situs cctv.balitower.co.id.

Setidaknya ada tiga titik yang terpantau lewat situs tersebut yaitu di depan Kantor KPU di Jalan Imam Bonjol, depan Kantor Bawaslu di Jalan MH Thamrin, dan Gedung DPR MPR.

Situasi di depan Kantor KPU dapat dilihat melalui tautan http://cctv.balitower.co.id/Menteng-025-700503_2/embed.html?proto=hls

Lalu, ada empat tautan untuk melihat kondisi di depan Kantor Bawaslu yaitu

http://cctv.balitower.co.id/Gondangdia-001-700051_1/embed.html

http://cctv.balitower.co.id/Gondangdia-001-700051_2/embed.html

http://cctv.balitower.co.id/Gondangdia-001-700051_3/embed.html

http://cctv.balitower.co.id/Gondangdia-001-700051_4/embed.html

Selain itu, ada empat tautan lainnya untuk melihat situasi di sekitar Gedung DPR/MPR yaitu

http://cctv.balitower.co.id/Bendungan-Hilir-003-700014_1/embed.html,

http://cctv.balitower.co.id/Bendungan-Hilir-003-700014_2/embed.html,

http://cctv.balitower.co.id/Bendungan-Hilir-003-700014_3/embed.html,

http://cctv.balitower.co.id/Bendungan-Hilir-003-700014_4/embed.html.

Gambar CCTV yang tayang di tautan-tautan tersebut merupakan tayangan langsung dari situasi dan kondisi sebenarnya di lapangan.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono telah meminta masyarakat untuk tidak menelan mentah-mentah informasi yang terdebar di media sosial.

"Jangan mudah percaya informasi di media sosial. Disaring dulu sebelum di-sharing," kata Argo seperti dikutip dari Kompas TV, Rabu.

Elite tanggung jawab

Dengan terjadinya kerusuhan di Jakarta, Rabu (22/5/2019) dini hari, pihak-pihak yang mengkampanyekan people power harus dimintai pertanggungJawabannya oleh Polri.

Hal itu dikatakan oleh Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane menanggapi perkembangan situasi terkini di Ibu Kota.

"Kami mendesak Polda Metro Jaya segera bertindak cepat meminta pertanggungjawaban para tokoh yang mengkampanyekan people power dan mengusut sejauh mana kaitan dan keterlibatan mereka dalam kerusuhan Rabu dinihari tersebut," kata Neta, Rabu (22/5/2019).

Menurut Neta, kerusuhan itu sendiri berawal dari aksi demo para pendukung Capres 02 yang anarkis di sekitar gedung Bawaslu.

Sejak tengah malam, massa demonstran sudah memprovokasi aparat dengan lemparan batu. Semula aparat menyikapinya dengan sabar.

Tapi ketika massa melempari dengan kembang api dan bom molotov barulah aparat bertindak tegas menghalau massa dengan tembakan gas air mata.

"Namun massa makin brutal dan anarkis hingga meresahkan warga sekitar," katanya.

Kerusuhan Rabu dinihari itu kata Neta membuat ibukota Jakarta menjadi sangat mencekam.

"Apalagi aksi anarkis meluas ke kawasan Petamburan dimana sejumlah mobil dibakar orang tak dikenal," kat diA.

Untuk itu IPW tambah Neta mengimbau Polri bertindak cepat dan tegas untuk segera meminta pertanggung jawaban sejumlah tokoh yang sempat memprovokasi adanya people power.

"Agar diketahui apakah kerusuhan Rabu dinihari itu bagian dari people power yang mereka maksud atau ada hal lain," katanya.

Selain itu, tambahnya, IPW juga mendesak pasangan capres cawapres 02 segera meminta maaf kepada masyarakat.

Pasalnya, akibat ulah para pendukungnya terjadi kerusuhan yang membuat masyarakat ibukota Jakarta resah, ketakutan, dan merasa diteror.

"Akibat ulah massa para pendukung 02 itu Pemilu yang damai menjadi tercoreng," kata Neta S Pane.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Warga KS Tubun Bagikan Air Minum untuk Polisi yang Halau Massa"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved