Jakarta Tourism Forum: Sinergi Pengembangan Pariwisata DKI Jakarta
Jakarta Tourism Forum (JTF) menyelenggarakan focus discussion group (FGD) bertajuk “Sinergi Pengembangan Pariwisata DKI Jakarta”.
“Diharapkan ini menjadi agenda tahunan dan mampu menarik antisiasme wisatawan lokal, wisatawan nusantara, maupun mancanegara,” kata Salman.
Sebagaimana diketahui, sektor pariwisata merupakan salah satu sumber pendorong kemajuan ekonomi utama di Indonesia. Secara nasional kontribusinya secara nasional berada di posisi kedua setelah pendapatan devisa dari sawit (CPO).
Untuk DKI Jakarta sendiri, menurut catatan Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta, jumlah kunjungan wisata menunjukkan angka yang cukup tinggi mencapai rata-rata 2,5 juta wisatawan per tahunnya.
Jumlah tersebut menunjukkan kenaikan setiap tahunnya. Kontribusi sektor pariwisata sebesar 10% dari pendapatan daerah regional bruto (PDRB) DKI Jakarta.
Kepala Bank Indonesia Perwakilan DKI Jakarta Trisno Nugroho mengatakan pengembangan pariwisata dan halal tourism harus dilakukan sebagai sumber pertumbuhan baru perekonomian DKI Jakarta.
Sebabnya, kata dia, seluruh pangsa dari komponen utama PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) DKI Jakarta, yaitu konsumsi, investasi, dan ekspor mengalami penurunan.
Penurunan juga tercermin dari pangsa tiga lapangan usaha utama yang terus menurun.
“Jika ini terus berlangsung pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta berpotensi terus melambat dan dapat meningkatkan kemiskinan,” kata Trisno Nugroho. “Karenanya, Jakarta perlu membangun sumber pertumbuhan baru,” ujarnya.
Menurut Trisno, pariwisata merupakan sumber baru perekonomian DKI Jakarta sudah sesuai dengan tren kontribusi pariwisata yang semakin besar dalam perolehan devisa nasional.
Tahun 2017, nilainya mencapai US$14,2 miliar dari sektor pariwisata, yakni jasa perjalanan dan transportasi penumpang. Sementara Halal Tourism merupakan tren muslim global yang terus tumbuh dengan pesat.
Indonesia, kata Trisno mengutip “Halal Global Destination” menjadi negara tujuan wisata halal global keempat di dunia, dan diperkirakan akan terus meningkat setiap tahunnya karena memiliki potensi besar pada sektor halal travel, halal food, dan halal fashion.
“Potensinya tidak hanya jumlah wisatawan yang terus meningkat, tetapi juga dari sisi belanja,” kata Trisno Nugroho.
Salman mengatakan pengembangan Jakarta sebagai salah satu destinasi wisata berkelas dunia dan menjadikan Jakarta sebagai pusat halal dunia harus didukung terobosan strategi dan kebijakan yang baik dan terencana.
Tanpa terobosan strategi dan perencanaan yang baik, alangkah sulitnya untuk bisa bersaing dengan negara-negara tetangga.
Karenanya, kata Salman, setidaknya ada beberapa hal harus menjadi perhatian bersama para pemangku kepentingan. Pertama, menetapkan pariwisata sebagai salah satu sektor prioritas utama pendorong perekonomian di Jakarta.