Tsunami di Banten dan Lampung
Cerita Ustaz Abror Selamat dari Terjangan Tsunami Karena Tersangkut di Kabel Listrik
Dari 16 orang anggota rombongan pengajiannya di Kompleks Bukit Nusa Indah, Ciputat yang ikut berlibur, hanya 7 orang yang selamat.
Sekitar satu jam setelah kejadian datangah sejumlah orang untuk mengevakuasi.
Ia kemudian berjalan sambil menggendong anaknya yang paling besar. Saat sedang berjalan ia melihat anak ketiganya Muhamad Ali Rido (4) sedang digendong polisi.
Dengan penerang terbatas anak ketiganya itu lalu memanggilnya.
Saat itu kondisi Ustaz Abror tidak bisa membawa ke dua anaknya sekaligus. Ia lalu meminta kepada Polisi, untuk mengantarkan anaknya itu ke Puskesnas.
"'Abang (Alif ridho) ini abi, dia jawab 'abi dimana', saya bilang, 'abang maaf Abi tidak bisa tolong abang sekarang'. Saya cuma bisa berdoa selamatkan lah anak saya," katanya.
Dengan kondisi sekelilinya porak poranda, Ustaz Abror baru dievakuasi ke Puskesmas Minggu dini hari pukul 01.00 WIB.
Begitu tiba di sana, sudah banyak korban yang sedang dirawat.
Tanpa handphone dan kerabat yang dikenali di Puskesmas yang letaknya sudah hampir masuk Kabupaten Pandeglang itu, ustaz Abror hanya bisa pasrah.
Pada pukul 11 siang, ia baru mengahui bahwa anak pertama dan ketiganya selamat, namun nahas anak ke dua, keempat, serta sang istri meninggal dunia.
Tidak ada Firasat
Ustaz Abror (38) mengaku tida ada firasat sama sekali sebelum Tsunami menerjang penginapannya di Kawasan Mutiara Ancol, pada Sabtu malam (22/12/2018). Termasuk firasat bahwa istri dan dua anaknya akan meninggal.
Saat berangkat liburan di hari kejadian sang Ustaz mengaku dalam kondisi berbahagia.
Ia dan keluarganya bercanda dan besolawat di dalam mobil.
Apalagi liburan itu menurutnya merupakan momentum berkumpul ia dan keluarganya, karena anak pertamnya belajar di pondok pesantren.
"Tidak ada firasat apapun, kami dalam kondisi berbahagia, kara saya selalu tekankan kepada keluarga saya kalau liburan tidak boleh membuat kesel atau jengkel, sehingga bisa bahagia," katanya.