Selasa, 30 September 2025

Menpar: Digital Destination & Nomadic Tourism Penting untuk Pariwisata Indonesia

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya secara resmi membuka Rapat Kerja Teknis Pra Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) 2018.

Editor: Toni Bramantoro
ist
Menpar Arief Yahya secara resmi membuka Rapat Kerja Teknis Pra Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) 2018. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya secara resmi membuka Rapat Kerja Teknis Pra Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) 2018.

Bertempat di Hotel Harris Vertu Jakarta, Pra Rakornas mengusung tema tema Digital Destination & Nomadic Tourism, 12 Maret 2018.

Rencananya Rakornas sendiri akan dilaksanakan pada tanggal 22 hingga 23 Maret 2018 di Bali dengan tema yang sama.

Dalam acara tersebut, hadir para Deputi Kemenpar, Asisten Deputi Kemenpar, Generasi Pesona Indonesia, Kepala Dinas Pariwisata Daerah dan stakeholder Pariwisata Indonesia.

Dalam pembukaan resminya, Menpar menegaskan bahwa betapa pentingnya dua tema tersebut untuk pariwisata Indonesia.

”Kita menggelar Pra Rakornas ini karena kita harus tahu apa yang kita capai, dan juga apa yang kita harapkan. Kita harus bisa menjadi bangsa pemenang dengan cara yang tidak biasa,” ujar Arief Yahya dalam sambutannya.  

Menpar memaparkan mengapa pihaknya mengusung tema Digital Destination & Nomadic Tourism ? Kata Menpar, ini karena perubahan zaman yang masuk era digital saat ini.Destinasi Digital adalah sebuah destinasi yang heboh di dunia maya, viral di media sosial, dan nge-hits di Instagram yang didukung juga oleh Generasi Pesona Indonesia (Genpi). Kids Zaman Now sering menyebut diferensiasi produk destinasi baru ini dengan istilah: “Instagramable.”

” Kamu semua harus bisa dan tahu, bahwa syarat utama membangun destinasi baru ini: harus layak foto atau fotogenik. Ciptakan 1.001 spot foto yang melahirkan banyak impressions. Ketika orang berdiri di sana, 360 derajat plus atas, plus bawah, penuh dengan objek foto. Jadi yang menarik untuk kamera,”ujar menteri asal Banyuwangi itu.

Menpar mengharapkan, dengan acara Pra Rakornas ini semua pihak bisa  membayangkan desainer destinasi digital adalah gambar di screen handphone, ketika hendak di-capture! Buat semua sudut menjadi surga buat fotografer dan videografer.

Temukan sensasi gambar dan suasana destinasi yang tidak ada di tempat lain, semakin eksklusif semakin mengundang orang datang. 

”Dan kondisi saat ini adalah esteem economy, anak-anak muda zaman now butuh pengakuan pengakuan di sosial media, semua bisa didapat di Destinasi Digital,” tutur Arief Yahya.

Menpar juga melanjutkan tema kedua yakni Nomadic Tourism. Kata Menpar, Nomadic Tourism adalah solusi sementara sebagai solusi selamanya. Menpar selalu mengatakan, kunci kesuksesan pengembangan destinasi wisata adalah 3A yaitu: atraksi, aksesibilitas, dan amenitas. Namun, melengkapi tiga komponen ini bukanlah pekerjaan yang gampang. 

Ambil contoh Danau Toba. Dari sisi atraksi, tidak dapat diragukan lagi dapat dikategorikan sebagai destinasi wisata kelas dunia, dengan gelar yang disandangnya sebagai danau vulkanik terbesar didunia atau sering disebut super volcano caldera.

Dari sisi aksesibilitas, saya melihat progress-nya bagus antara lain dengan adanya Bandara Silangit yang telah ditetapkan sebagai bandara internasional. Namun, selalu tertinggal kalau kita bicara mengenai amenitas seperti hotel, resort, atau kafe.

Untuk mengembangkan amenitas memang kita harus menunggu aksesibilitas. Celakanya, imbuh Menpar,setelah aksesibilitas seperti bandara dan jalan terbangun, kita masih butuh waktu 4-5 tahun untuk membangun hotel berbintang. Sementara kita tahu target 20 juta wisman sudah di depan mata. 

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved