Banjir di Jakarta
Pengungsi di Pejaten Timur Butuh Pakaian, Selimut dan Alas Tidur
Para pengungsi kini mengeluhkan dingin yang menusuk akibat cuaca hujan yang masih melanda.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rizal Bomantama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hujan yang masih terus mengguyur kawasan Jakarta, terutama di wilayah Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa (6/2/2018) membuat pengungsi banjir Sungai Ciliwung masih bertahan di lokasi pengungsian di Masjid Al Makmuriyah.
Para pengungsi kini mengeluhkan dingin yang menusuk akibat cuaca hujan yang masih melanda.
“Butuh tikar Mas, karena ini tidur cuma pakai kardus, waktu pertama kali datang malah langsung tidur di atas ubin. Badan jadi masuk angin semua karena sewaktu banjir belum makan seharian,” ungkapnya Neneng (60) saat ditemui Tribunnews.com.
Selain tikar pengungsi juga mengeluhkan kurangnya selimut dan pakaian ganti.
“Kalau malam dingin sekali. Ini baju juga sudah dua hari belum ganti, sejak kehujanan kemarin belum ganti. Kalau besok tidak ada ganti berarti sudah tiga hari tidak ganti baju.”
Baca: Curhatan Pengungsi di Pejaten Timur: Air Datang Seperti Tsunami, Rumah Roboh, Pohon Hanyut. . .
Baca: Selama Ini Menyimak Tausiahnya Via YouTube, JK Mengaku Senang Bisa Jumpa Ustaz Abdul Somad
Baca: KPK Mulai Kembangkan Penyelidikan Kasus e-KTP ke Menteri Puan Maharani
“Kalau ada pakaian bekas mau banget Mas,” ujarnya.
Untuk makanan sendiri para pengungsi mengaku sudah difasilitasi secara baik oleh pihak masjid maupun dari pemberi bantuan.
Warga sendiri mengaku memilih bertahan di pengungsian lantaran kondisi rumah mereka yang rusak berat.
“Atap sudah hanyut terbawa alira air, listrik tidak ada, nasi tidak punya, rumah penuh lumpur, gerobak juga hanyut jadi tidak bisa cari uang. Lebih baik bertahan dulu karena katanya akan banjir lagi,” pungkasnya.
Banjir Sungai Ciliwung di kawasan Pejaten Timur memberikan dampak pada sekitar 500 kepala keluarga yang mengungsi sejak Senin (5/2/2018) malam.
Total 11.450 jiwa di Jakarta terdampak di sekitar 31 titik banjir.