Mantan Deputi Operasi Basarnas Desak Polisi Usut Kasus Teror di Rumahnya
Untuk di wilayah Jawa Barat terjadi dua kali penyerangan kepada ulama yang dianiaya diduga oleh orang tidak waras, selama kurun waktu satu minggu
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mayor Jenderal TNI (Purn) Tatang Zaenudin, meminta aparat kepolisian mengungkap pelaku teror di kediamannya di Jalan Bukit Pasir No. 49 RT/RW 001/012, Kelurahan Pasir Gunung Selatan, Kecamatan Cimanggis, Depok, Jawa Barat.
Menurut dia, keseriusan dari aparat kepolisian diperlukan. Mengingat apabila insiden ini dibiarkan, maka tidak menutup kemungkinan insiden-insiden serupa akan terjadi.
Seperti diketahui, untuk di wilayah Jawa Barat terjadi dua kali penyerangan kepada ulama yang dianiaya diduga oleh orang tidak waras, selama kurun waktu satu minggu terakhir.
"Kalau ini dibiarkan, mereka akan terus melakukan terhadap yang lain, hal itu harus dihentikan. Hampir setiap saat, teror kepada orang tertentu. Sebetulnya kalau aparat bertindak tegas yang melakukan pelanggaran hukum disesuaikan aturan," tutur Tatang, ditemui di kediamannya, Minggu (4/2/2018).
Setelah lima hari insiden teror berupa penembakan di kediaman mantan Deputi Operasi Badan Search and Rescue Nasional (Basarnas) itu, sampai saat ini belum ada titik terang.
Tatang menjelaskan, pemilik warung di sekitar tempat tinggalnya sempat melihat orang mencurigakan sekitar 30 menit sebelum kejadian. Orang itu berbadan tegap dan memakai jaket.
Baca: Satu Korban Crane Jatuh di Jatinegara Meninggal Dunia di RS Premier
Namun, dia mengaku, belum dapat menduga siapa orang itu. Sementara itu, di lokasi kejadian juga tidak ditemukan proyektil peluru meskipun ada lubang kecil di salah satu sudut rumah.
"Tidak ditemukan proyektil peluru," kata dia.
Sebelumnya, dua peristiwa penganiayaan ulama terjadi dalam waktu dekat di Jawa Barat. Peristiwa pertama menimpa KH Umar Basri alias Ceng Emon (60), pengurus Pondok Pesantren Al Hidayah, Cicalengka, Kabupaten Bandung, pada Sabtu (27/1/2018) pagi.
Kemudian pada Kamis (1/2/2018), Komandan Brigadir Persatuan Islam Indonesia (Persis) HR Prawoto dianiaya dengan menggunakan benda tumpul yang diduga potongan pipa besi di Blok kasur RT/RW 001/05, Kelurahan Cigondewah Kidul, Kecamatan Bandung Kulon, Kota Bandung, Kamis (1/2/2018).