Sabtu, 4 Oktober 2025

Seperti Ini Pusat Komando CCTV dengan Speaker yang Dipasang di Banyak Perempatan Jakarta

Petugas yang masuk kesana tak boleh menggunakan alas kaki. Setiap hari ada 24 operator di ruangan itu. Mereka bekerja dalam 2 shift.

Editor: Choirul Arifin
WARTA KOTA/THEO YONATHAN
Kesibukan di ruang pusat kendali kamera CCTV milik Dishub DKI Jakarta di kawasan Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (3/10/2017) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rama P (30), salah satu petugas di ruang pusat komando kamera CCTV milik Dinas Perhubungan DKI Jakarta beranjak dari kursinya dan menuju ke sebuah kursi di bagian tengah ruangan besar itu.

Kursi itu dilengkapi sebuah komputer dilengkapi microphone.

Di depannya sebuah layar besar seukuran dinding menunjukkan rekaman kamera CCTC 'real time' di persimpangan Bank Indonesia di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (3/10/2017).

Beberapa sepeda motor kelihatan melewati garis berhenti. Tak tertib.

Rama memilih bicara lewat microphone setelah melakukan serangkaian pengaturan di komputernya.

Sulit mengulangi pengaturan yang dilakuan Rama.

"Tolong yang pakai motor scoopy mundur. Melewati garis berhenti itu. Tolong tertib berlalu lintas," kata Rama lalu terkekeh.

Beberapa rekannya meledeknya dengan candaan terus-terusan 'mengisengi' pengendara motor yang tak tertib.

Di layar monitor kemudian beberapa pemotor kelihatan kebingungan mencari asal suara.

Terutama pengendara sepeda motor scoopy yang diteriaki.

Begitu Rama mengulangi sekali lagi, pemotor scoopy itu lekas memundurkan motornya dan nyaris menabrak beberapa motor di belakangnya.

Rama lalu mengakhirinya dengan ucapan terima kasih.

Rama salah satu petugas paling iseng dan rajin menertibkan motor yang melanggar aturan lewat pusat komando CCTV tersebut.

Menurut rekan-rekannya dia cukup terkenal setelah bikih heboh dengan menilang keponakannya Gubernur DKI Jakarta terdahulu, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Ruang pusat komando CCTV milik Dishub DKI ini berada di lantai 16 Gedung Dinas Pajak dan Retribusi DKI Jakarta di Jalan Abdul Muis, Jakarta Pusat.

Sebuah ruangan besar dengan 3 monitor besar setinggi ruangan tersebut. Satu monitor berisi rekaman banyak kamera dalam bentuk kecil.

Monitor di tengah untuk membesarkan lokasi yang tengah ada peristiwa menonjol.

Dan menitor ke 3 memperlihatkan pengaturan waktu jeda nyala lampu setiap traffic light di Jakarta.

Lalu Ada tiga baris peralatan komputer memanjang yang lantainya dilapisi kayu berterap.

Petugas yang masuk kesana tak boleh menggunakan alas kaki. Setiap hari ada 24 operator di ruangan itu. Mereka bekerja dalam 2 shift.

Kepala Sub Bagian Tata Usaha Unit Pengelola Sistem Pengendalian Lalu Lintas (PPSL) Dishub DKI, Arief ilmiawan, mengatakan, kamera CCTV bersuara yang kini heboh di media sosial hanyalah salah satu bagian di pusat komando Kamera CCTV.

Arief menjelaskan dari total 150 kamera CCTV milik Dishub DKI, hanya 14 unit yang memiliki kemampuan menyalurkan suara.

Dari 14 unit itu hanya 1 yang kemampuan menyalurkan suaranya sudah diaktifkan.

Sisa 13 unit lainnya baru berfungsi sebatas kamera CCTV lainnya yang belum difungsikan kemampuannya menyalurkan suara.

Ujicoba mengaktifkan kemampuan menyalurkan suara baru dimulai sejak 25 September 2017 lalu.

Tujuannya hanya mencoba kemampuan kamera jenis PTZ yang jumlahnya hanya 14 unit saja.

Arief menjelaskan pusat kendali itu sebenarnya lebih untuk mengontrol traffic light yang ada di persimpangan ketimbang mengurusi perilaku pengendara lewat kamera CCTV bersuara.

"Traffic light itu kan kadang perlu diubah-ubah lama waktu menyalanya sesuai kondisi arus lalu lintas," kata Arief.

Menurut Arief itulah fungsi utama pusat kendali CCTV tersebut, yakni memantau arus lalin lalu menyesuaikan dengan jeda waktu traffic light menyala.

Tapi semenjak kamera CCTV besuara direspon dengan heboh oleh netizen, operator pun bertambah fungsinya untuk mengingatkan pengendara terhadap prilakunya.

Baca: Cover Version-nya di YouTube Diprotes Payung Teduh, Hanin Dhiya Meminta Maaf

Baca: Gemes Sampai Ditarik Penggemar, Aurelie Moeremans Hampir Terjatuh

Baca: Di-bully Berpolitik, Jawaban Gatot Nurmantyo: Panglima TNI Pasti Berpolitik dan Itu Politik Negara

Kepala Unit PSPLL Dishub DKI, Susilo Dewanto, mengatakan, pihaknya kini didorong untuk mengaktifkan seluruh kemampuan menyalurkan suara di 13 titik lainnya dimana terdapat kamerakemampuan serupa.

Namun Susilo mengakui tak ada dana untuk melakukan itu sampai tahun 2018.

"APBD Perubahan 2017 sudah disahkan. Lalu APBD 2018 juga sudah masuk dalam tahap asistensi. Tak mungkin lagi berarti," kata Susilo ketika ditemui Wartakotalive.com di ruang kerjanya, Selasa (3/10/2017) siang.

Susilo menjelaskan mengaktifkan seluruh kemampuan bersuara untuk 13 kamera CCTV lainnya buka hal gampang dan murah.

Tapi butuh pertambahan bandwith cukup tinggi sebab saat ini bandwith yang dimiliki baru 700 mega byte.

"Makanya kami mau mencoba lewat program CSR perusahaan," kata Susilo.

Namun dia enggan menyebutkan perusahaan mana yang tengah diincarnya untuk menggelontorkan CSR untuk mengaktifkan seluruh kamera CCTV bersuara tersebut.

Penulis: Theo Yonathan Simon Laturiuw

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved