Stadion Sepakbola yang Kini Berganti Rupa Menjadi Depo MRT, Begini Penampakannya
Pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) terus dikejar agar selesai sesuai jadwal yang telah ditentukan, yakni Maret 2019
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) terus dikejar agar selesai sesuai jadwal yang telah ditentukan, yakni Maret 2019.
Direktur-direktur MRT meninjau beberapa lokasi pembangunan tersebut, seperti Lebak Bulus, Fatmawati, dan Senayan bersama media, Senin (14/8/2017).
Titik temu direktur dengan media berada di Depo MRT Lebak Bulus, Jakarta Selatan.

Depo MRT Lebak Bulus ini berada di area seluas 13 hektare yang merupakan bekas Stadion sepakbola Lebak Bulus. Stadion itu dulu merupakan markas klub Persija Jakarta.
Namun, hanya delapan hektare saja yang digunakan sebagai lahan bagi bangunan-bangunan depo tersebut.
Memasuki area proyek, permukaan tanah yang tidak rata disertai kerikil ataupun batu akan kita rasakan.
Datang sekira pukul 07.00 WIB, masih belum tampak aktivitas satupun. Kendaraan alat berat masih terdiam tak difungsikan.

Penjagaan di proyek ini sendiri tergolong cukup ketat. Tampak ketat lantaran tak sembarangan orang boleh masuk. Ketika masuk pun harus dilengkapi dengan ID Card serta Alat Pelindung Diri (APD).
Tribunnews.com mendapatkan undangan untuk berkumpul di salah satu gedung yang ada di proyek yaitu Administration Building.
Gedung yang belum selesai dibangun ini masih tertutupi oleh semacam jaring pengaman. Rencananya gedung ini akan menjadi kantor penunjang kegiatan operasional MRT.
Di lantai dua dari gedung yang terdiri dari lima lantai ini, akan digunakan sebagai OCC atau Operasional Control Centre, yang mana digunakan sebagai pusat pengendali MRT.

Memasuki jam kerja, aktivitas mulai tampak. Bersama dengan Direktur-direktur MRT, Tribunnews.com berkeliling area Depo MRT Lebak Bulus ini.
Tampak semua pekerja disini mengenakan APD berupa helm, rompi, serta sepatu boots.
Helm mereka berwarna putih dan kuning. Sementara rompi mereka, ada rompi kuning dengan garis orange, serta rompi orange dengan garis kuning atau putih.
Di area rel kereta berada, nampak telah terpasang rel di antara batuan-batuan kerikil.
Bantalan rel di rel ini tampak berbeda dengan yang ada di rel kereta api biasa. Bantalan rel ini terdiri dari 2 warna, yakni orange dan abu-abu.
Bantalan rel warna abu-abu adalah produk dari WIKA Indonesia, sementara bantalan rel orange adalah produk dari Jepang.
Direktur Utama MRT, William Sabandar terlihat menyentuh bantalan rel orange tersebut.
Rel kereta yang telah terpasang di Depo Lebak Bulus hingga hari ini sepanjang 6.000 meter. Menurut Direktur Konstruksi MRT, Silvia Halim proses pemasangan rel itu sendiri baru mencapai 10 persen.
Fasilitas lain yang akan dibangun di Depo MRT Lebak Bulus antara lain infrastructure workshop, administration building, inspection shed, serta workshop area.
"Infrastructure workshop itu gerai atau tempat perawatan kereta inspeksi sekaligus juga menjadi tempat penyimpanan material suku cadang infrastruktur depo," jelas Silvia kepada Tribunnews.com.

Menurut perempuan berkemeja putih itu, bangunan inspection shed dan workshop area digunakan sebagai tempat perawatan skala kecil serta skala besar rolling stock atau kereta MRT.
Pantauan Tribunnews.com, pengerjaan masih tampak di berbagai sudut Depo ini. Belum ada yang tampak benar-benar telah selesai.
Beralih menuju Stasiun MRT Lebak Bulus, bagi yang ingin menuju ke area itu harus melalui jalur khusus yang telah ditentukan.
Jalur khusus itu berupa terpal berwarna biru yang sangat panjang. Tampak seperti red carpet dalam acara gala premiere film.
Area stasiun yang berada di atas membuat kita harus menaiki tangga. Di atas sendiri pengerjaan stasiun baru mencapai 41 persen dari sisi konstruksi.
Stasiun layang atau elevated ini berada tepat di tepi Jalan RA Kartini. Menurut rencana stasiun ini akan berintegrasi secara langsung dengan halte Transjakarta dan Terminal Lebak Bulus.
Selain itu akan ada pula area park and ride, di dekat terminal Lebak Bulus. Tujuan pembangunan area park and ride itu adalah agar penumpang bisa memarkirkan kendaraan pribadi sebelum menaiki moda transportasi umum.