KJL Tour Dituduh Gelapkan Dana Umrah Rp 1,2 Miliar oleh Calon Jemaah yang Tak Kunjung Berangkat
Mereka memprotes pihak KJL Tour karena sampai sekarang janjinya untuk memberangkatkan jemaah ke Tanah Suci tak kunjung dipenuhi.
Laporan wartawan Tribunnews.com, Ruth Vania
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Biro perjalanan haji dan umrah Komunitas Jalan Lurus (KJL) Tour dituduh telah menggelapkan biaya umrah lebih dari 100 jemaah yang berjumlah sekitar Rp 1,2 miliar.
Baca: Ditanya tentang UU Pemilu, Mendagri: Semoga Minggu Depan Sudah Diteken Presiden
Sejumlah calon jemaah umrah pun melakukan unjuk rasa di kantor KJL Tour, Gedung Thamrin City, Jakarta Pusat, Sabtu (12/8/2017).
Mereka memprotes pihak KJL Tour karena sampai sekarang janjinya untuk memberangkatkan jemaah ke Tanah Suci tak kunjung dipenuhi.
"Sudah beberapa kali dijanjikan (akan diberangkatkan umrah). Ada yang sudah setahun sampai dua tahun dijanjikan," ucap kuasa hukum forum jemaah korban KJL Tour.
"Itu sudah mengindikasikan unsur penipuan dan penggelapan," lanjutnya.
Menurut kuasa hukum forum jemaah tersebut, Andi Muhammad Yusuf, ada 122 jemaah yang menjadi korban program umrah dari KJL Tour.
Para jemaah tersebut tak hanya datang dari Jakarta, tetapi juga dari berbagai daerah, seperti Kalimantan, Jambi, Tasikmalaya, dan lainnya.
Namun, hingga kini KJL Tour tak kunjung memberangkatkan 122 jemaah tersebut, padahal dana sekitar Rp 1,2 miliar sudah dikantongi biro perjalanan itu.
"Dijanjikan berangkat sampai empat kali, tapi selalu diundur. Tidak ada kepastian sama sekali dari KJL Tour," tutur Andi.
Kepala koordinator jemaah korban penipuan KJL Tour, Husni Thamrin, berharap unjuk rasa yang diikuti secara damai oleh puluhan jemaah itu mendapat itikad baik dari KJL Tour.
"Bisnis ini adalah bisnis ibadah. Allah melaknat orang yang tidak memegang amanah. (KJL Tour) bilangnya amanah, tapi tidak pernah ada penyelesaiannya," kata Thamrin.
"Harapan kami, uang kami bisa dikembalikan semuanya," lanjutnya.
Dikatakan KJL Tour dan pemiliknya, Djafar Ibnusanta, sudah dilaporkan ke Polda Metro Jaya beberapa kali pada Mei dan Juli 2017.
Namun, hingga sekarang laporan tersebut tak juga berprogres, sebab pemilik KJL Tour belum juga dipanggil pihak berwajib.
Malah, kantor KJL Tour yang masih beroperasi dan menerima jemaah untuk penawaran program umrahnya, yang dinilai seharusnya sudah disegel.