Jumat, 3 Oktober 2025

Kata Pengurus NU DKI: Ini Hanya Pilkada DKI, Bukan Perang

Menurutnya, perilaku penolakan jenazah dishalatkan di masjid bagian dari politisasi agama dan sikap radikalisasi.

Editor: Choirul Arifin
KOMPAS IMAGES
Pengamat perkotaan Yayat Supriatna (ketiga dari kiri) dalam sebuah diskusi di Kantor PWNU DKI Jakarta, Jalan Utan Kayu, Jakarta Timur, Kamis (21/4/2016). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta Husni Mubarok meminta semua pihak jangan memanfaatkan isu SARA atau politisasi agama dalam masa kampanye putaran kedua Pilkada DKI Jakarta tahun 2017.

Husni mengatakan, jangan ada intimidasi dan membuat takut masyarakat awam. Apalagi menggelorakan jihad di masa damai seperti ini.

"Jangan mengintimidasi, jangan membuat takut orang awam dengan mempolitisasi masjid. Dan jangan sekali-kali menggelorakan semangat jihad di suasana damai seperti saat ini," kata Husni dalam keterangan persnya, Minggu (2/4/2017).

Husni meminta masyarakat tidak memperkeruh kondisi politik Ibu Kota. Meskipun politik panas, masyarakat jangan dibuat teror seolah-olah akan perang.

"Kita hanya sedang menghadapi Pilkada, bukan sedang perang," kata Husni.

Menurutnya, perilaku penolakan jenazah dishalatkan di masjid bagian dari politisasi agama dan sikap radikalisasi.

"Nadhatul Ulama sebagai salah satu organisasi pendiri negara ini, jelas komitmennya. Yaitu melawan segala bentuk radikalisme agama yang membuat retak persaudaraan sesama anak bangsa," kata Husni.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved