Pilgub DKI Jakarta
Temui Pendukung Ahok di Glodok, Begini Perlakuan yang Diterima Sandiaga
Cawagub DKI Jakarta nomor pemilihan tiga, Sandiaga Uno, berkunjung ke Glodok, dan bertemu pendukung Ahok.
Editor:
Rendy Sadikin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon wakil gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan tiga, Sandiaga Uno, berkunjung ke Gang Gloria, Glodok, Jakarta Barat, Selasa (28/3/2017) siang.
Dalam kunjungannya, Sandi silaturahim dan ngobrol santai bersama pendukung pasangan calon Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat di kedai es kopi Tak Kie.
"Saya ketemu pendukungnya Pak Ahok-Djarot, kita ngobrol bareng tadi. Walaupun sama pendukung Pak Ahok, tadi saya ngobrol banyak soal Jakarta," kata Sandi kepada pewarta di lokasi.
Suasana santai nampak dalam perbincangan tersebut.
Mengambil tempat duduk di paling pojok kedai es kopi Tak Kie, Sandi sesekali tertawa dan bercanda dengan mereka yang sudah terlebih dahulu berada di sana.
Melalui obrolan tersebut, Sandi mendapat sejumlah masukan.
Salah satunya mengenai kemacetan di DKI Jakarta.

"Kalau kata mereka, macet itu sudah dari zaman dulu. Dari tahun 1930-an juga sudah macet. Mereka penginnya itu Jakarta bisa aman, damai, terus kerjaan bisa cuan (untung)," tutur Sandi.
Sandi memandang, meski berbeda pilihan politik, harus tetap berhubungan baik dengan seluruh warga Jakarta.
Sandi pun tidak mengajak orang di sana untuk memilihnya, tetapi lebih banyak mendengarkan cerita mereka tentang Jakarta dan Glodok khususnya.
Setelah menyapa warga di kedai es kopi Tak Kie, Sandi memotong rambutnya di pangkas rambut Ko Tang yang jaraknya tidak terlampau jauh.
Kunjungan Sandi ke pangkas rambut Ko Tang merupakan yang kedua kalinya, setelah sebelumnya ke sana sesaat sebelum Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengumumkan namanya sebagai bakal calon wakil gubernur yang diusung.
Hubungan baik dengan pendiri Astra
Calon wakil gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menceritakan hubungannya dengan pendiri PT Astra Internasional, William Soeryadjaya, yang sudah terjalin sejak lama.
Cerita itu disampaikan ketika Sandi mengungkapkan kegiatannya sore ini yang hendak menemui Edwin Soeryadjaya, salah satu anak William.
"Sore ini ada undangan dari Pak Edwin yang memastikan ada legacy (warisan) dari Pak William Soeryadjaya dan saya diundang sebagai narasumber dalam sebuah diskusi," kata Sandi saat ditemui di kawasan Glodok, Jakarta Barat, Selasa (28/3/2017).
Warisan atau peninggalan yang dimaksud berupa pembelajaran dari William terhadap Sandi semasa masih merintis usaha dulu.
Sandi mengenang, selama tujuh tahun, dari sekitar tahun 1997-1998 hingga 2005, dirinya hampir setiap pekan bertemu William untuk belajar dan makan siang bersama.
"Mungkin catatan-catatan yang pernah saya buat, dalam sesi bagaimana membangun usaha, nilai-nilai luhur dia, menjaga kebersamaan, bahwa membangun perusahaan adalah aset bangsa, bukan memperkaya diri sendiri," tutur Sandi.
Sandi menuturkan, dia berhubungan baik dengan keluarga Soeryadjaya.
Namun, belakangan justru ada salah satu anak William, Edward Soeryadjaya, yang melaporkan dirinya bersama seorang bernama Andreas Tjahyadi, atas dugaan penggelapan dalam pembelian lahan di Curug, Tangerang.
Laporan disampaikan oleh Fransiska Kumalawati, mantan istri Edward, ke Polda Metro Jaya.
Edward dan Edwin sendiri merupakan kakak beradik dalam garis keturunan keluarga Soeryadjaya.
Sandi sempat menanggapi kasusnya ini sebagai perseteruan antara dua orang super kaya, di mana ada yang mendukung dia dan ada yang mendukung calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjajaja Purnama atau Ahok.
Sehingga, kasus tersebut dinilai tidak ada kaitan dengan dirinya sama sekali.
KOMPAS.com/Andri Donnal Putera