Sabtu, 4 Oktober 2025

Pilgub DKI Jakarta

Tim Sukses Ahok Akui Kasus Penodaan Agama Akan Pengaruhi Elektabilitas

"Sebetulnya kami tidak terlalu berfikir soal elektabilitas, karena itu dikembalikan kepada kinerjanya masing-masing."

Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Gubenur DKI Jakarta non aktif Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menjawab pertanyaan wartawan usai menjalani persidangan lanjutan atas kasusnya di Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta, Selasa (3/1/2017). Ahok menjalani sidang lanjutan dengan agenda pemeriksaan saksi dari pihak Jaksa Penuntut Umum terkait dugaan penistaan agama yang dilakukannya di Kepulauan Seribu. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Sekretaris Tim Pemenangan Ahok-Djarot, Ace Hasan Syadzily, ak menampik, kasus dugaan penodaan agama yang menjerat calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mempengaruhi elektabilitasnya pada Pilkada DKI Jakarta 2017.

Ahok menjadi terdakwa kasus penodaan agama karena mengutip ayat suci saat melakukan kunjungan kerja ke Kepulauan Seribu.

"Sebetulnya kami tidak terlalu berfikir soal elektabilitas, karena itu dikembalikan kepada kinerjanya masing-masing. Yang jelas bahwa kasus tuduhan penistaan agama ini pasti berpengaruh kepada elektabilitas ya," kata Ace di Rumah Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (4/1/2017).

Hanya saja, ia meyakini, melalui proses persidangan, warga dapat mengetahui pihak mana yang benar dan salah. Dia meyakini, kasus hukum yang sedang dijalani Ahok lebih kepada kepentingan politik.

"Contohnya, kami merasakan kerugian-kerugian yang paling utama kan minimal 1 hari kami tersebut waktunya untuk menghadiri sidang kan," kata Ace.

Seharusnya, lanjut dia, waktu sidang tersebut dapat dipergunakan untuk berkampanye maupun bersosialisasi kepada warga.

"Terus yang kedua, kami pun harus menyangkal tuduhan-tuduhan itu dengan sebuah proses hukum yang cukup panjang ini," kata Ace.

Tiga survei dari Indikator, Poltracking Institute, dan Charta Politika menempatkan Ahok-Djarot pada posisi kedua.

Berdasarkan survei Charta Politika, elektabilitas pasangan Agus-Sylvi memperoleh 29,5 persen, disusul Ahok-Djarot 28,9 persen dan Anies-Sandiaga memperoleh 26,7 persen.

Berdasar survei Indikator, elektabilitas Agus-Sylvi sebesar 30,4 persen, Ahok-Djarot 26,2 persen, dan Anies-Sandi sebesar 24,5 persen.

Berdasar survei Poltracking Institute, elektabilitas Agus-Sylvi sebesar 27,29 persen. Kemudian elektabilitas Ahok-Djarot sebesar 22 persen, dan Anies-Sandi sebesar 20,42 persen.

Penulis: Kurnia Sari Aziza

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved