Kamis, 2 Oktober 2025

Pembunuhan Sadis di Pulomas

Takut Trauma Mendalam, Anak Kedua Dodi Triono Hanya Boleh Nonton Kartun

Sang ibunda berusaha semaksimal mungkin agar buah hatinya yang masih hidup itu tidak mengalami trauma mendalam.

Penulis: Abdul Qodir
ist
Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Mochamad Iriawan menjenguk Anet satu-satunya putri pasangan Dodi Triono dan Almyanda Saphira (mantan istri) yang selamat dalam perampokan sadis di rumahnya. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Zanette Kalila Azaria (13) menjadi satu-satunya anak Dodi Triono dan Almyanda Saphira (mantan istri) yang lolos dari maut setelah perampokan sadis terjadi di rumahnya, di kawasan Pulomas Jakarta Timur.

Karena itu, sang ibunda berusaha semaksimal mungkin agar buah hatinya yang masih hidup itu tidak mengalami trauma mendalam.

Salah satu upaya menghilangkan trauma diantaranya menjauhkan Anet,-sapaan Zanette, dari pemberitaan kejadian di televisi, selama masa pemulihan fisik dan psikis di rumah sakit.

"Tv di kamar perawatan juga dimatikan supaya dia nggak ingat-ingat kejadian lagi. Kalaupun kita nonton tv, kita berusaha langsung ganti ke program acara kartun aja," ungkap Saphira saat ditemui di RS Kartika, Pulomas, Jakarta Timur.

Saphiran menceritakan, dirinya dan kerabat hanya membahas materi santai atau kegiatan sehari-hari kala mengobrol dengan Anet selama masa pemulihan di rumah sakit ini.

"Yang penting kita-kita berusaha tidak mancing-mancing untuk mengingat-ingatkan dia soal kejadian itu lagi meski dia lihat sendiri," ujarnya.

Menurut Anet, selain beristirahat serta mendapat penanganan medis untuk fisik dan psikis, Anet kerap mengisi waktu dengan telepon genggamnya.

Anet berkomunikasi dengan teman-temannya lewat instagram.

"Lebih baik Anet lihat Instagram, lihat foto dan dukungan dari teman-teman supaya dia merasa dapat dukungan moril," ujarnya.

Menurut Saphira, selain dari medis, kehadiran dirinya dan orang-orang terdekat serta dukungan moril dari teman sepermainan banyak sedikit membantu pemulihan psikis Anet pasca-kejadian.

"Iya Alhamdulilah, banyaknya ucapan dukungan itu seperti obat buat Anet. Setiaknya itu buat dia merasa enggak sendiri. Banyak yang mendoakan dia, kakak, adik dan ayah yang sudah tiada," ucap Saphira seraya menitikkan air mata.

Terlepas itu, lanjut Saphira, Anet meski menjadi tuna rungu terbilang anak yang kuat dari sisi fisik dan psikis.

"Anet itu anak yang kuat. Meski ada trauma, sekarang dia sudah lebih baik. Dia anet anak yang kuat, enggak ada yang bagaimana-mana, dia stabil, enggak histeris seperti dibilang yang di luar," ujarnya.

Perampokan disertai penyekapan 11 penghuni di kediaman pengusaha Dodi Triono di Pulomas, Jakarta Timur, pada Senin, 26 Desember 2016, mengakibatkan enam orang tewas.

Keenamnya ditemukan tewas sehari berikutnya karena kehabisan oksigen setelah disekap selama 18 jam di dalam toilet sempit berukuran 1,5x1,5 meter persegi tanpa ventilasi udara.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved