Selasa, 30 September 2025

Pembunuhan Sadis di Pulomas

Ketegaran Anet dan Kisahnya Menguatkan Korban Selama Disekap di Kamar Mandi

Di balik peristiwa itu, Anet memiliki kisah tersendiri saat berada dalam situasi mencekam di ruang penyekapan yang sempit tersebut.

Editor: Wahid Nurdin
Kompas.com/Kahfi Dirga Cahya
Zanette Kalila (13), anak dari Dodi Triono, korban selamat pembunuhan sadis di Pulomas, Jakarta Timur menghadiri pemakaman Dodi di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Rabu (28/12/2016). Anet panggilan akrab Zanette merupakan korban selamat dari pembunuhan di Pulomas. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di usianya yang masih sangat belia, Zanette Kalila harus mengalami peristiwa pahit dalam hidupnya.

Anet, panggilan akrab Zanette, merupakan salah seorang korban selamat dari perampokan disertai pembunuhan yang terjadi di rumahnya, Jalan Pulomas Utara Nomor 7A, Jakarta Timur, Senin (26/12/2016).

Gadis 13 tahun ini menyaksikan bagaimana kasus perampokan itu menewaskan ayahnya, Dodi Triono, serta dua saudaranya, Diona Arika (16) dan Dianita Gemma (9).

Para korban disekap di dalam kamar mandi berukuran 1,5 x 1,5 meter persegi.

Dalam kamar mandi itu, terdapat juga orang lain yang disekap, yakni Amel, teman korban, Yanto dan Tasrok yang merupakan sopir keluarga, kemudian Emi, Santi, Fitriani, dan Windy sebagai pekerja rumah tangga (PRT).

Total korban yang disekap di kamar mandi adalah 11 orang.

Dalam kasus ini, Amel, Yanto, dan Tasrok juga tewas.

Di balik peristiwa itu, Anet memiliki kisah tersendiri saat berada dalam situasi mencekam di ruang penyekapan yang sempit tersebut.

Anet berulang kali menguatkan semua korban.

Diona sempat menggigit Anet sebagai tanda dia tak lagi kuat bertahan hidup dalam ruang penyekapan.

Informasi itu diperoleh dari Kepala Divisi Sosialisasi KPAI, Erlina saat menjenguk Anet di rumah sakit.

Saat itu Anet sempat menceritakan saat dirinya dan kesepuluh orang lainnya disekap dikamar mandi berukuran 1,5 x 1,5 meter tersebut.

Dirinya bahkan sempat menguatkan kakaknya, Diona Arika (16).

Namun saat itu tangan kiri Anet malah digigit oleh kakaknya, seolah mengisyaratkan Anetlah yang harus bertahan hidup.

“Sang kakak yang sudah tidak kuat karena lemas dan dehidrasi hanya bisa teriak dan menggigit adiknya. Dia mengucapkan seolah-olah kamu yang harus kuat, kamu yang harus selamat,” lanjutnya.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved