Sabtu, 4 Oktober 2025

Pilgub DKI Jakarta

Tanggapi Survei LSI, Ahok-Djarot Bagai Orang Menjalin Kasih

Elektabilitas calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan Djarot Saiful Hidayat kembali ke puncak.

TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok (kedua kanan) dan Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat (kedua kiri) saat menghadiri perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW 1438 Hijriah yang diselenggarakan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) versi Muktamar Jakarta di Jakarta, Senin (12/12/2016). Pada Perayaan Maulid Nabi yang mengangkat tema Berdoa dan bekerja untuk Jakarta tersebut Ahok pun meminta maaf atas tindakan atau ucapannya yang telah menyinggung perasaan umat Islam, baik yang ada di Jakarta maupun di Indonesia. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Elektabilitas calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan Djarot Saiful Hidayat kembali ke puncak. Dia mengibaratkan, ketertarikan warga untuk memilihnya, seperti orang berpacaran.

Lembaga Survei Indonesia menyurvei 800 responden pada 3-11 Desember lalu. Hasilnya, 75 persen responden puas dengan kinerja Ahok. Tapi, tak diikuti elektabilitasnya. Meski berada di puncak, elektabilitas petahana hanya sekitar 31,8 persen.

Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni didukung oleh 26,5 persen responden, serta Anies Baswedan-Sandiaga Uno berada di urutan ketiga dengan dukungan 23,9 persen.

Responden yang belum memutuskan sebesar 17,8 persen. Ahok heran dengan tingkat kepuasan warga yang tinggi, tapi niatan untuk memilih rendah. Ahok mengibaratkan, orang baik berpacaran, tapi diputuskan dengan kekasihnya.

"Istilah lucunya, kamu pacaran, terus pacarmu bilang begini, 'kamu baik banget, aku suka banget sama kamu, tapi mohon maaf ya, aku putusin kamu'. Itu kan' bingung, he-he," ucap Ahok di posko pemenangannya, Rumah Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (16/12/2016).

Seharusnya, ucap Ahok, tingkat kepuasan warga setara dengan elektabilitas. Karenanya, Ahok menengarai ada faktor-faktor lain, yang menyebabkan masyarakat enggan memilihnya. Misal, kasus dugaan penodaan agama, yang tengah melilitnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved