Pilgub DKI Jakarta
Bambang Widjojanto: Politik Dinasti Salah Satu Sumber Akar Korupsi
Mantan Komisoner KPK, Bambang Widjojanto menilai sikap koruptif berakar dari politik dinasti.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Komisoner KPK, Bambang Widjojanto (BW) menilai sikap koruptif berakar dari politik dinasti.
Dan politk dinansti menurutnya dekat dengan olgarki dan politik kartel.
Hal tersebut disampaikan BW dalam acara peringatan hari antikorupsi, di posko pemenangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno, Cicurug, Menteng, Jakarta, Jumat (9/12/2016).
"Politik dinasti adalah salah satu sumber akar korupsi. Oligarki itu berteman dengan poltik dinasti. Dan disitu ada poltik kartel yang bersekutu juga," katanya.
Baca: Bambang Widjojanto: Memanipulasi Pencitraan, Itu Juga Koruptif
Menurut BW, agar pemerintahan tidak menjadi oligarki maka dalam kerja dan kebjakannya harus didedikasikan kepada warga.
Mulai dari pembukaan lapangan kerja seluas-luasnya hingga menekan biaya hidup masyarakat seringan mungkin.
Selama ini di Jakarta, BW menilai pemerintahan belum mendedikasikannya kepada masyarakat.
"Selama ini kita dikepung oleh oligarki, politik kartel dan dinasti," katanya.
BW kembali mengkritisi kinerja pemerintahan sekarang.
Menurutnya, Jakarta telah memiliki 17 gubernur.
Namun, masih ada sekitar 400 ribu yang orang miskin di Jakarta.
"Masih ada kesenjangan sosial yang dua tahun ini (indeksnya) semakin meningkat dari 0,41 menjadi 0,44," katanya.
BW yang kini menjadi juru bicara dan anggota Dewan Pakar Tim Pemenangan Anies-Sandi itu juga mengatakan jika penyerapan anggaran di DKI Jakarta masih termasuk yang terendah.
"Penyerapan anggaran pemerintah DKI selama satu-dua tahun terakhir termasuk nomor 5 di rangking terbawah," kata BW.
Oleh karenanya menurut BW program pengembangan 200 ribu wira usaha baru di Jakarta yang dicetuskan oleh pasangan Anies-Sandi sangat tepat.