Amril Berguru Jadi Penipu Ulung Hingga Bermarkas di Apartemen
"Dari situ bermacam macam, bahkan ada yang seumur hidupnya tidak tertangkap, ada itu. Kami coba kembangkan ke kelompok lain,"
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penyidik Polda Metro Jaya berhasil mengamankan kelompok penipu dengan modus 'Anak Anda Dirawat'.
Kasubdit Resmob Direskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Budi Hermanto, menyebutkan pelaku saking licinnya sejak beraksi 2011 lalu, baru bisa dibekuk Oktober 2016.
"Kelompok ini sangat profesional dan akhirnya bisa ditangkap," ujar AKBP Budi Hermanto di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Minggu (6/11/2016).
Kelompok tersebut diimpin seorang lelaki berumur 31 tahun bernama Amril asal Sulawesi Selatan.
Polisi bahkan sampai menelusuri dari mana Amril punya kemampuan untuk menipu begitu banyak korban dan selalu lolos selama sekitar lima tahun terakhir.
Diketahui Amril berlajar di komunitas penipu di wilayah Sidrap, Sulawesi Selatan.
Ia belajar ilmu yang secara turun temurun diwariskan dari penipu ke penipu di wilayah tersebut.
Amril diketahui belajar dari seseorang yang dipanggil Haji Yanda.
"Dari situ bermacam macam, bahkan ada yang seumur hidupnya tidak tertangkap, ada itu. Kami coba kembangkan ke kelompok lain," jelasnya.
Dari perguruan tersebut, Amril belajar untuk memperdayai orang.
Polisi menduga Amril bisa dengan meyakinkan berlagak sebagai oranglain, karena belajar dari perguruan tersebut.
Petualangan Amril berakhir pada akhir Oktober lalu, ketika Polisi menggerebek apartemennya di kawasan Cibubur, Depok, Jawa Barat.
Dari tempat tersebut Polisi juga mengamankan delapan orang lainnya anggota kelompok Amril.
Pengungkapan tersebut berasal dari laporan orangtua murid yang ditipu melalui modus 'Anak Anda Dirawat'.
Polisi menemukan bahwa Amril dan teman-temannya sempat menyamar sebagai petugas Dinas Pendidikan, lalu mendatangi sekolah-sekolah untuk meminta data orangtua murid.
Seorang anggota dari kelompok tersebut bernama Landaidi (20) akan menghubungi orangtua murid, dengan berlagak sebagai seorang guru yang sedang panik.
Sembari menangis pelaku memberitahukan kepada orangtua murid bahwa anaknya mengalami kecelakaan.
Kemudian orang yang sama akan berlagak sebagai dokter rumah sakit yang hendak melakukan operasi.
Tahap terakhir diselesaikan Amril yang berlagak seperti seorang petugas apotek, untuk meyakinkan sang orangtua murid membayar sejumlah uang, demi alat yang harus digunakan dalam operasi.
Bila sang orangtua berhasil diperdayai, maka kelompok Amril akan menerima uang.
"Kelompok ini berhasil meraup lima puluh hingga seratus juta rupiah perbulannya dan sudah dilaksanakan selama bertahun tahun," katanya.
Selain itu Polisi juga mengamankan Ujang Supriadi Pratama (28) dan Baharudin Hasan (44).
Keduanya ternyata satu perguruan dengan Amril di Sidrap.
Mereka melakukan penipuan terhadap para pencari kerja.
"Dari sini kami juga sedang mengembangkan keterkaitannya dengan kelompok lain," ujarnya.